Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Dua Personel Satgas Operasi Damai Cartenz Meninggal Saat Baku Tembak Dengan OPM

Kedua jenazah personel Operasi Damai Cartenz saat ini berada di RSUD Mulia sebelum proses pemulangan ke daerah asalnya.

16 Mei 2025 | 11.06 WIB

Kasatgas Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani. Foto: Satgas Damai Cartenz
Perbesar
Kasatgas Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani. Foto: Satgas Damai Cartenz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dua personel Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2025 meninggal dunia setelah baku tembak dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) di Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua Tengah pada Kamis, 15 Mei 2025. Kepala Operasi Damai Cartenz 2025 Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani mengatakan kedua korban meninggal dunia yakni Brigadir Dua Dedi Tambunan dan Bhayangkara Dua Raymon Rerey.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kedua jenazah saat ini berada di RSUD Mulia sebelum proses pemulangan ke daerah asalnya. "Pelaku diduga dari anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kedua korban sempat dievakuasi ke RSUD Mulia, namun saat tiba di rumah sakit, mereka dinyatakan meninggal dunia,” kata Faizal dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 16 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Faizal, kontak tembak terjadi di Kampung Usir. Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 langsung bergerak ke lokasi dan mengejar para pelaku. Aparat gabungan hingga kini masih melakukan penyisiran di wilayah sekitar guna mengamankan situasi.

Sebelumnya, TNI mengklaim berhasil melumpuhkan 18 anggota OPM dalam sebuah operasi di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Rabu, 14 Mei 2025. Operasi yang dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Habema TNI itu berlangsung sejak pukul 04.00 hingga 05.00 WIT, menyasar lima kampung: Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan operasi tersebut digelar untuk melindungi warga dari ancaman kelompok separatis yang bersenjata. “TNI hadir bukan untuk menakut-nakuti rakyat, tetapi untuk melindungi mereka dari kekerasan dan intimidasi yang dilakukan kelompok bersenjata. Operasi ini dilakukan secara terukur, profesional, dan mengutamakan keselamatan warga sipil. Kami tidak akan membiarkan rakyat Papua hidup dalam ketakutan di tanah kelahirannya,” ujar Kristomei dalam siaran pers, Kamis, 15 Mei 2025.

Dani Aswara berkontribusi dalam artikel ini

Hammam Izzuddin

Lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Menjadi jurnalis media lokal di Yogyakarta pada 2022 sebelum bergabung dengan Tempo pada 2024

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus