Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penyidik KPK Novel Baswedan dan politikus Partai Gerindra Ferry Juliantono merespons pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengenai polemik tes PCR. Novel dan Ferry tergabung dalam Kaukus Masyarakat Sipil untuk Demokrasi dan Keadilan Sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Silakan Pak Luhut tanpa mengeluarkan uang sepeserpun akan kami sediakan kantor akuntan publiknya,” kata Ferry dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 29 November 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kaukus dibentuk untuk merespons pernyataan Menko Luhut. Sebelumnya Luhut menyatakan siap diaudit untuk membuktikan dirinya tidak menerima keuntungan dari PT Genomik Solidaritas Indonesia.
PT GSI merupakan perusahaan penyedia jasa tes PCR. Perusahaan Luhut diduga memiliki sejumlah saham di PT GSI.
Ferry mengatakan permintaan audit itu juga dilayangkan untuk Menteri BUMN Erick Thohir yang diduga juga memiliki saham di perusahaan penyedia tes PCR lainnya.
Ferry mengatakan kaukus akan menyediakan kantor akuntan publik untuk melakukan audit terhadap perusahaan tersebut. Dia mengatakan sejumlah anggota kaukus juga memiliki keahlian sebagai auditor. Misalnya, Novel Baswedan yang pernah menjadi penyidik KPK dan pengamat ekonomi, Anthony Budiawan. Ferry mengatakan akan bersurat resmi kepada Luhut dan Erick untuk meminta kesediaan mereka diaudit.
Novel Baswedan dalam kesempatan sama mengatakan sudah melakukan penyelidikan awal soal bisnis PCR. Dia mengatakan menemukan dugaan korupsi dalam bisnis tersebut.
Itu menjadi alasan Novel bergabung dalam kaukus ini. Novel tidak merujuk langsung kepada bisnis tes PCR kedua menteri. “Ini menjadi menarik,” kata Novel Baswedan.