Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Pelapor Mudik Neraka Habiburokhman Bawa 3 Bukti Baru

Danick Danoko membawa tiga bukti tambahan soal sebutan mudik neraka untuk bahan pelaporannya terhadap politikus Partai Gerindra, Habiburokhman.

22 Juni 2018 | 16.59 WIB

Danick Danoko (kiri) bersama kuasa hukumnya mendatangi Polda Metro Jaya, Jumat, 22 Juni 2018. Danck datang membawa bukti tambahan terkait laporannya terhadap politikus Gerindra Habiburockhman terkait perkataanya mudik neraka. Tempo/Imam Hamdi
Perbesar
Danick Danoko (kiri) bersama kuasa hukumnya mendatangi Polda Metro Jaya, Jumat, 22 Juni 2018. Danck datang membawa bukti tambahan terkait laporannya terhadap politikus Gerindra Habiburockhman terkait perkataanya mudik neraka. Tempo/Imam Hamdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa bernama Danick Danoko kembali mendatangi Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya, Jumat, 22 Juni 2018. Didampingi kuasa hukumnya, Aulia Fahmi, Danick membawa tiga bukti tambahan untuk pelaporannya terhadap politikus Partai Gerindra, Habiburokhman, yang mengklaim ada mudik neraka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Ada tiga bukti tambahan yang kami bawa, salah satunya foto keadaan jalan yang dianggap macet oleh Habib (Habiburokhman)," kata Aulia di Polda Metro Jaya, Jumat, 22 Juni 2018

Baca: Habiburokhman Laporkan Balik Danick Danoko Soal Mudik Neraka

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Danick melaporkan Habiburokhman ke Polda Metro Jaya pada 20 Juni 2018 terkait dengan perkataan mudik neraka yang diucapkan Habiburokhman pada 13 Juni 2018. Sebelumnya, Habiburokhman mengeluhkan terjebak antrean panjang di Pelabuhan Merak.

Kejadiannya dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah. Saat itu, Aulia akan menyeberang dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni menggunakan kapal Feri.

Menurut Aulia, keadaan jalan yang digambarkan Habiburokhman tidak benar. Sebab, kliennya mempunyai bukti foto dan orang yang ikut merasakan jalan pada waktu serta tempat yang sama, yang diklaim dilalui Habiburokhman.

"Kami juga punya dua orang saksi dari Lampung dan teman pelapor sendiri yang tahu kondisi jalan waktu itu."

Menurut Aulia, Habiburakhman menganggap kemacetan terjadi setelah imsak di jalan yang dilaluinya. Namun, berdasarkan keterangan Danick dan rekannya, yang juga melintas pada rentang waktu yang sama sekitar pukul 05.00 WIB, tidak ada kemacetan seperti yang dikiaskan Habiburokhman.

"Kami kembali datang atas inisiatif sendiri agar kasus ini cepat ditangani," ujar Aulia. Danick menambahkan, laporannya ke polisi untuk mengedukasi masyarakat. Jangan sampai ada orang yang mengarang cerita bohong dibiarkan.

"Marilah kita katakan yang benar itu benar, yang salah itu salah. Saya juga enggak ada motif politik, enggak ada motif untuk menjelekkan nama seseorang," ucap Danick.

Danick menyerahkan kasus ini ditangani polisi untuk mencari fakta sebenarnya. Sebab, Danick bersama temannya juga melalui jalan yang kondisinya disebut “mudik neraka”.

"Saya nganter temen saya. Kebetulan pas nganterin tidak ada kemacetan," ujar Aulia. Menurut Aulia, kemacetan terjadi hanya saat antrean kendaraan ke dalam kapal. "Tidak ada kemacetan (mudik neraka) yang parah seperti yang dikatakan Habiburokhman."

Imam Hamdi

Bergabung dengan Tempo sejak 2017, setelah dua tahun sebelumnya menjadi kontributor Tempo di Depok, Jawa Barat. Lulusan UPN Veteran Jakarta ini lama ditugaskan di Balai Kota DKI Jakarta dan mendalami isu-isu human interest.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus