Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Depok - Badan Narkotika Nasional Kota Depok mengungkapkan hasil mengejutkan soal penyalahgunaan narkoba di kota itu. Berdasarkan pengakuan dari para pecandu, mereka sudah hijrah dari menggunakan ganja ke sabu.
"Trennya sekarang sudah bukan lagi ganja. Tapi, para pengguna sekarang memakai sabu-sabu," kata Kepala BNN Kota Depok Ajun Komisaris Besar Syaefudin Zuhri pada hari ini, 5 Januari 2016.
Bahkan, Syaefudin meneruskan, ada pengguna sabu di Depok yang berstatus masih pelajar. Bukti ini menandakan Depok dalam bahaya narkoba. "Belum darurat memang. Tapi, sudah harus diantisipasi."
Syaefudin menjelaskan, Depok menjadi kota urutan kedua dalam penggunaan narkoba. Berdasarkan hasil survei pelajar dan mahasiswa yang dilakukan BNN dan Universitas Indonesia, 6 dari 100 orang pelajar dan mahasiswa menggunakan narkoba. "Bahkan tiga di antaranya sudah rutin mengkonsumsi," ucapnya.
Itu sebabnya, BNN Kota Depok meminta setiap sekolah dan perguruan tinggi untuk melakukan tes urine kepada calon pelajar atau mahasiswa.
Menurut Syaefufin, Depok bisa menjadi kota yang strategis untuk penyebaran narkoba. Wilayah Depok berbatasan dengan Jakarta Selatan sehingga jaringan narkoba mudah masuk di kota ini. "Dari pengakuan para pengguna sabu yang sudah direhabilitasi mereka mendapatkan barang haram itu dari jaringan Jakarta dan Palembang."
BNN ditargetkan merehabilitasi 750 pecandu narkoba pada 2015. Pecandu narkoba yang direhabilitasi di Depok sebanyak 375 orang dan Bekasi 375 orang. "Tapi, Depok tidak sampai 375 orang yang direhabilitasi. Hanya 200 orang," ujarnya.
Namun, BNN tak menahan atau menangkap para pengguna. BNN hanya memburu para pengedar dan bandar. "Tahun kemarin tidak ada yang kami tangkap. Hanya direhabilitasi saja," ucap Syaefudin.
IMAM HAMDI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini