Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Solo - Jajaran Polresta Solo menindaklanjuti laporan dugaan pencurian yang terjadi di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Surakarta. Polisi menerjunkan personel untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kompleks keraton itu, Jumat, 23 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pantauan Tempo, Jumat, beberapa personel Satuan Reskrim Polresta Solo tiba di Keraton Surakarta pada sekitar pukul 14.30 WIB. Kedatangan tim itu diterima putri Raja Keraton Surakarta Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII, Gusti Raden Ayu (GRAy) Devi Lelyana Dewi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Olah TKP dilakukan di kediaman pribadi Gusti Dewi, di kompleks keputren di dalam Keraton Surakarta. Namun proses berlangsung secara tertutup untuk awak media. Proses itu memakan waktu selama beberapa jam hingga sore hari.
Ditemui usai olah TKP oleh Tim Satreskrim Polresta Solo, Gusti Dewi mengungkapkan proses itu berjalan lancar. Ia menyebut setidaknya ada lima ruangan yang hari ini diperiksa oleh tim.
"Ada lima ruang yang tadi diperiksa, teras, ruang tengah, kamar pribadi saya, ruang makan, dan kamar mandi," ungkap Gusti Dewi.
Lebih lanjut Gusti Dewi mengatakan sejumlah barang yang hilang, di antaranya barang pribadinya yang semula tersimpan di lemari di dalam kamar pribadinya. Adapun barang lain yang hilang di luar kamar, atau di dalam beberapa lemari sebagian merupakan koleksi keraton berupa barang-barang kuno.
"Ada di tiga ruangan yang dibongkar. Termasuk lemari-lemari. Untuk beberapa barang pribadi saya yang hilang antara lain perhiasan, sedangkan untuk yang di luar kamar pribadi saya, ada lemari-lemari, yang hilang termasuk koleksi seperti misalnya cangkir perak, pisau perak, kemudian cangkir-cangkir kuno peninggalan PB X," katanya.
Pembelajaran bagi Pihak Keraton Surakarta
Seusai cek olah TKP dilakukan, Gusti Dewi berharap proses penyelidikan selanjutnya dapat terus berjalan meski ia mengaku tidak ingin berangan-angan bahwa barang-barang yang telah hilang itu akan dapat ditemukan. Menurutnya, kejadian pencurian itu diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi pihak Keraton Surakarta agar ke depan lebih waspada lagi.
"Saya sebenarnya nggak mau berangan-angan kalau untuk ketemu ya. Namun harapan saya kejadian ini sebagai pembelajaran bahwa keraton sekarang sudah ada penghuninya. Saya sendiri bersyukur sekarang sudah bisa masuk ke Keraton lagi. Ke depan berharap daerah paviliun (Kompleks Keputren) sini ada yang menjaga agar tidak ada pencurian lagi," tuturnya.
Gusti Dewi mengatakan sejak menikah ia sudah lama tidak lagi tinggal di Keraton Surakarta.
"Saya tidak lama (tinggal) di keraton. Waktu itu sekitar 2013 dan 2015 saya keluar dari Keraton, yang waktunya hampir bersamaan dengan kejadian ontran-ontran Gusti Timoer (GKR Timoer Rumbai yang juga merupakan putri PB XIII)," katanya.
Gusti Dewi menambahkan, selain melakukan olah TKP, tim Satreskrim Polresta Solo juga meminta keterangan dari seorang abdi dalem yang bertugas menjaga kompleks Keputren tersebut yang bernama Sriyatun.
Dimintai konfirmasi secara terpisah, Kasatreskrim Polresta Solo, Komisaris Polisi (Kompol) Djohan Andika membenarkan pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan olah TKP di Keraton Surakarta pada Jumat itu.
"Ya berkenaan dengan laporan yang telah kami terima, kami lakukan cek olah TKP dulu, cek barang-barang apa saja yang hilang, titik-titiknya di mana saja sekaligus klasifikasi barang-barangnya apa saja agar ada gambaran untuk penyelidikan tersebut," kata Djohan.
Namun untuk laporan lebih rinci, Djohan mengatakan akan melihat dulu laporan lengkap dari timnya mengingat prosesnya juga masih berjalan.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.