Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Terkait Ambalat, Menteri Tedjo Kirim Nota Protes ke Malaysia  

Hingga pertengahan tahun ini, sudah sembilan kali pesawat tempur milik militer Malaysia diduga masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin.

29 Juni 2015 | 09.01 WIB

Pasukan Marinir TNI-AL menuju KRI Lampung di Dermaga E Markas Komando Armada Timur, Surabaya (2/1). 130 Marinir tersebut akan bertugas di perairan Ambalat,  menjaga perbatasan Indonesia dengan Malaysia. TEMPO/Fully Syafi
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pasukan Marinir TNI-AL menuju KRI Lampung di Dermaga E Markas Komando Armada Timur, Surabaya (2/1). 130 Marinir tersebut akan bertugas di perairan Ambalat, menjaga perbatasan Indonesia dengan Malaysia. TEMPO/Fully Syafi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengklaim telah mengirim nota protes ke Malaysia. Protes itu disampaikan terkait dugaan pelanggaran perbatasan di Ambalat, Kalimantan Utara.

"TNI telah mengirim data pelanggaran dan telah diteruskan ke Kementerian Luar Negeri," ujar Tedjo melalui pesan singkat kepada Tempo, Ahad, 28 Juni 2015. "Dan telah dikirim protes via nota diplomatik kepada pihak Malaysia."

Namun Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri Ferry Adamhar mengaku hingga Jumat lalu belum menerima titik koordinat dari TNI. Karena itu, Kementerian Luar Negeri belum bisa mengirim nota protes ke Negeri Jiran.

Adapun TNI mengklaim telah mengirim titik koordinat ke Menteri Tedjo. Bukti pelanggaran tersebut dikirim sejak dua pekan lalu.

Malaysia kembali diduga melanggar perbatasan di Ambalat. TNI Angkatan Udara telah mengerahkan dua pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan dua pesawat Sukhoi untuk memantau kawasan Ambalat.

Hingga pertengahan tahun ini, sudah sembilan kali pesawat tempur milik militer Malaysia diduga masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin. Indonesia baru dua kali mengirim nota protes.

LINDA TRIANITA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus