Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Ciledug Ajun Komisaris Apendi mengatakan kondisi Muhammad Rizki 16 tahun, korban selamat dalam pembunuhan di Kampung Dukuh, Sudimara, Ciledug sudah semakin membaik." Sudah bisa diajak ngobrol tapi sedikit sedikit,"katanya Jum'at 12 Juni 2015.
Dengan mengobrol, polisi mulai memeriksa Rizki yang merupakan saksi kunci pembunuhan yang menewaskan adiknya Puteri Mariska Sakina, 13 tahun." Sudah mulai diperiksa, tapi belum di BAP ( berita acara pemeriksaan," kata Apendi.
Pada Ahad sore 7 Juni 2015, Muhammad Rizky, 17 tahun, dan Putri Mariska (13) menjadi korban penganiayaan di rumahnya sendiri di kawasan Kampung Dukuh, Sudimara Selatan Tangerang. Putri, sang adik tewas di tempat dengan luka parah di lehernya. Sementara Rizky pun terluka di leher namun masih bisa diselamatkan.
Ada tiga misteri yang harus dipecahkan untuk mengungkap kasus ini.
1. Pria Misterius Berkepala Botak
Kepada polisi Rizki mengaku melihat seorang berperawakan tegap, kepala botak masuk ke ke rumahnya pada Ahad petang 7 Juni lalu. Saat itu, Rizki baru saja pulang dari masjid dekat rumahnya usai mengerjakan salat Ashar.
"Hanya saja informasi dari Rizki masih sepotong sepotong dan sering berubah ubah," kata Apendi. Polisi, kata dia, masih terus mengumpulkan dan mendalami keterangan dari Rizki tersebut.
2. Jejak sperma pada tubuh korban
Ada ceceran sperma yang ditemukan pada mayat Puteri. Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak mengatakan ditemukan sperma kering di dekat kemaluan korban. "Kami temukan sperma," kata dia Jumat 12 Juni 2015.
Sperma itu kini sedang diperiksa milik siapa. Sejauh ini baru diketahui bahwa sperma itu milik seseorang bergolongan darah O rhesus positif. Untuk kepentingan pemeriksaan itu, penyidik sudah meminta sampel darah dari ibu dan kakak korban.
3. Pisau di tempat pembunuhan
Polisi menemukan pisau di TKP penganiayaan Ciledug sesuai dengan luka yang dialami oleh korban. Senjata tajam itu diyakini sebagai senjata untuk melukai para korban. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti mengatakan dari situ pihaknya menemukan petunjuk. "Dari olah TKP, kami tahu semula ada dimana dan siapa yang terakhir kali memegangnya," kata dia Jumat 12 Juni 2015.
NINIS CHAIRUNNISA| JONIANSYAH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini