Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap energi, pemerintah bertekad memperluas rasio elektrifikasi hingga 100 persen pada 2020 dalam rangka mewujudkan energi berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia, terutama menerangi wilayah terdepan, terluar dan tertinggal. Rasio elektrifikasi adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang telah mendapat listrik dengan total jumlah penduduk di suatu wilayah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan realisasi rasio elektrifikasi nasional hingga kuartal ketiga 2018 mencapai 98,05 persen dengan komposisi PLN 95,43 persen, Non PLN 2,50 persen, dan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) 0,12 persen. Angka ini melampaui target yang ditetapkan tahun ini sebesar 97,5 persen. LTSHE diberikan kepada desa yang sama sekali belum tersedia jaringan listrik sebagai wujud untuk keadilan energi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara 2 persen sisanya ditargetkan pada tahun depan bisa terpenuhi dengan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) seperti penggunaan panel surya maupun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu seperti yang ada di Sidrap, Sulawesi Selatan. Menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan, 2 persen sisa rasio elektrifikasi setara dengan 5,2 juta masyarakat Indonesia. Untuk itu pemanfaatan energi baru terbarukan akan melengkapi rasio kelistrikan di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau sehingga bisa mencapai target tahun depan sebesar 99,9 persen.
Selain ketersediaan pasokan listrik, untuk sektor kelistrikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah memberikan arahan agar harga listrik dapat dijangkau semua masyarakat, bukan hanya lapisan masyarakat menengah saja. Pemerintah terus mengupayakan melistriki seluruh wilayah Indonesia agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati listrik sebagai pintu peradaban dan wujud energi berkeadilan. Usaha mewujudkan energi berkeadilan terus dilakukan Kementerian ESDM demi keterjangkauan sumber energi di masyarakat, baik terjangkau dari segi akses maupun dari tarif.
Merujuk pada data Kementerian ESDM, kapasitas listrik terpasang hingga kuartal ketiga mencapai 62,4 gigawatt (GW). Sementara target kapasitas terpasang tahun ini ditetapkan sebesar 66 GW. Sedangkan progres proyek 35.000 megawatt (MW) telah mencapai 7 persen untuk pembangkit yang sudah beroperasi atau setara dengan 2.614 MW. Kemudian sekitar 17.678 MW atau 50 persen proyek masih dalam tahap konstruksi.
Sementara bauran energi primer pembangkit listrik mayoritas atau sekitar 59,20 persen merupakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berbahan bakar batu bara. Kemudian porsi pembangkit gas sebesar 22,30 persen, pembangkit energi baru terbarukan sebesar 12,32 persen, sedangkan pembangkit berbahan bakar minyak dan nabati sekitar 6,18 persen.
Untuk info lebih lanjut silahkan ke www.den.go.id. (*)
(DEN/Humas/TR)