Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Indahnya Keberagaman di Danau Sentani  

Festival Danau Sentani ke-9 ini mampu menyedot perhatian
pencinta wisata. Di sini ada pawai budaya, pertunjukan seni,
juga tur wisata ke pulau-pulau

22 Juni 2016 | 00.06 WIB

Festival Danau Sentani ke-9 ini mampu menyedot perhatian pencinta wisata. Di sini ada pawai budaya, pertunjukan seni, juga tur wisata ke pulau-pulau sekitar Danau Sentani.
Perbesar
Festival Danau Sentani ke-9 ini mampu menyedot perhatian pencinta wisata. Di sini ada pawai budaya, pertunjukan seni, juga tur wisata ke pulau-pulau sekitar Danau Sentani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

INFO NASIONAL - Ikon agenda wisata Papua, Festival Danau Sentani, kembali digelar. Kesembilan kalinya sudah, kegiatan pergelaran budaya ini dilangsungkan. Tahun ini, mulai 19-23 Juni, semua kegiatan dipusatkan di Kawasan Wisata Pantai Kalkhote, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.


Danau Sentani, dengan luas 9.360 hektare dan merupakan danau terbesar di Papua ini, menjadi titik penting dari seluruh rangkaian pelaksanaan Festival Danau Sentani (FDS). Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, S.E., M.Si menggagas FDS ke-9 ini dengan mengusung tema “Satu dalam Keanekaragaman untuk Kejayaan” (One in Diversity for Greatness). “Kabupaten Jayapura, umumnya Papua, menjadi contoh kebersamaan dan toleransi untuk Indonesia yang majemuk. Melalui FDS ke-9 ini, semua elemen masyarakat berbeda suku, agama, dan sebagainya, turut berpartisipasi dan antusias menyukseskan kegiatan besar kebanggaan masyarakat ini,” katanya.


FDS ke-9 menjadi satu penguat dari pencanangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura sebagai zona integritas kerukunan antarumat beragama. Sebelumnya, Pemkab Jayapura sukses menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXVI tingkat Provinsi Papua sekaligus pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) I Kabupaten Jayapura, di Stadion Bas Youwe pada 28 Mei 2016.


“Keragaman ini hendaknya menjadi modal yang kuat untuk pembangunan di Kabupaten Jayapura ini,” kata Bupati Mathius saat membuka FDS ke-9. Karena itu, sangat nyata terlihat begitu kuatnya upaya jajaran Pemkab Jayapura menggalang semua elemen masyarakat dalam kegiatan akbar ini. Sanggar-sanggar dari berbagai suku dilibatkan dalam rangkaian pergelaran budaya tersebut, dari Kabupaten Jayapura sampai paguyuban kesenian dari Sunda, Gorontalo, Maluku, dan lain-lain. Tak ketinggalan para tokoh agama dan kepala suku pun menjadi bagian dari perhelatan tahunan ini.


Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal yang turut hadir menyambut bangga terselenggaranya FDS hingga kesembilan kalinya ini. “Perlahan tapi pasti, Festival Danau Sentani yang diselenggarakan Pemkab Jayapura mampu menjadi kalender penting pariwisata yang menarik wisatawan Nusantara dan mancanegara,” katanya. Ia berharap, FDS mampu menumbuhkan jati diri masyarakat Papua.


Hari Untoro Dradjat, Staf Ahli Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata, mewakili Menteri Pariwisata Arief Yahya, membuka secara resmi FDS ke-9 dengan menabuh tifa. Pembukaan ini disaksikan Wakil Gubernur Papua, Bupati Jayapura, Staf Ahli Bidang Ekonomi Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung, Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama VP, Bupati Merauke Frederikus Gebze, jajaran Pemkab Jayapura, dan undangan lain. “Danau Sentani memenuhi kriteria sebagai destinasi wisata unggulan, tidak saja memiliki keindahan alam dan kekayaan budaya, tapi juga mampu menjadi multiplier effect ekonomi bagi warga sekitarnya,” ujar Hari Untoro.


FDS ke-9 ini pun mampu menyedot perhatian pencinta wisata. Sejumlah kegiatan dilangsungkan dengan semarak antara lain pawai budaya, pertunjukan seni, pameran benda budaya, tur wisata ke pulau-pulau sekitar Danau Sentani, serta pameran kerajinan dan kuliner khas Papua, hingga pelepasan 100 lampion bertuliskan “Save Sentani Lake”. Aneka lomba pun dilaksanakan, seperti lomba dayung tradisional, tari kreasi, sosiodrama, folk song, dan suling tambur. Semua kampung di Kabupaten Jayapura, dari gunung sampai pesisir, unjuk kebolehan dengan pertunjukan seni-budaya yang memuat nilai-nilai kearifan lokal.


Bupati Mathius mengharapkan Danau Sentani mendapat perhatian dari pemerintah pusat untuk pelestarian dan pengembangannya, termasuk Gunung Cyclop, sebagai satu kesatuan. “FDS pun terbuka ke depannya untuk dikelola swasta, sehingga semakin tahun bisa lebih meriah lagi, dan dengan demikian efek ekonomi yang lebih besar pun bakal dirasakan masyarakat,” katanya. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus