Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Ini Dia Cikal Bakal Kabupaten Jayapura

Sambil menyaksikan Festival Teluk Tanah Merah dan menyelam di
dasar lautnya, Anda juga bisa belajar banyak tentang sejarah
dan kearifan lokal Tiyatiki

31 Agustus 2015 | 18.00 WIB

Sambil menyaksikan Festival Teluk Tanah Merah dan menyelam di dasar lautnya, Anda juga bisa belajar banyak tentang sejarah dan kearifan lokal Tiyatiki.
Perbesar
Sambil menyaksikan Festival Teluk Tanah Merah dan menyelam di dasar lautnya, Anda juga bisa belajar banyak tentang sejarah dan kearifan lokal Tiyatiki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

INFO TRAVEL - Setelah sukses menggelar Festival Danau Sentani 2015 pada pertengahan Juni lalu, Pemerintah Kabupaten Jayapura tengah bersiap mengadakan festival bernuansa bahari pada November mendatang. Festival yang diberi nama Festival Teluk Tanah Merah itu akan berlangsung di Teluk Tanah Merah, Distrik Depapre, Papua, atau berjarak sekitar 60 kilometer dari Kota Jayapura.


Tahun ini merupakan tahun pertama festival tersebut diadakan. Festival Teluk Tanah Merah akan diawali dengan arak-arakan dan tarian penjemputan yang menunjukkan prosesi masuknya Injil di Pulau Metudebi, salah satu pulau bersejarah yang menjadi cikal bakal berdirinya Kabupaten Jayapura.


Menurut catatan sejarah, pada 10 Maret 1900, di pulau yang berada di Teluk Yotefa antara Kampung Tobati dan Enggros itu berdiri pos pemerintahan yang mengatur jalannya roda pemerintahan. Sepuluh tahun kemudian rohaniwan asal Jerman, Pendeta F.J.S van Hacel menginjakkan kakinya di Pulau Metudebi dengan membawa misi, yaitu menyebarkan agama Kristen. Prosesi masuknya Injil tersebut mengingatkan kembali peristiwa bersejarah bagi masyarakat Papua, khususnya yang tinggal di Pulau Metudebi, lebih dari 100 tahun silam tersebut.


Sejarah juga mencatat, Teluk Tanah Merah menjadi pendaratan dua resimen dari Divisi Infanteri XXIV Amerika Serikat pada 22 April 1944 sebagai bagian dari Operasi Reckless atau operasi militer Sekutu untuk merebut Jayapura (saat itu masih bernama Hollandia) dan Sentani dari pihak Jepang. Setelah itu, Teluk Tanah Merah menjadi markas Sekutu dalam mendukung aksi lanjutan di Pasifik Barat Daya, dan serangan ke Filipina.


Festival Bahari Teluk Tanah Merah juga akan dimeriahkan tari-tarian dan nyanyian di atas perahu. Yang juga tidak kalah menarik  adalah acara menelusuri kawasan wisata bawah laut di sepanjang Teluk Tanah Merah. Nama Teluk Tanah Merah barangkali masih terdengar asing bagi sebagian orang, karena itu, ini saat yang tepat untuk melihat langsung kekayaan bawah laut yang terhampar di Teluk Tanah Merah.


Siapkan peralatan menyelam Anda karena terdapat spot-spot penyelaman untuk melihat dari dekat lingkungan bawah lautnya yang masih terlihat alami dengan beragam biota laut yang terjaga kelestariannya.


Anda juga bisa melihat pemandangan bangkai kapal Perang Dunia II di dasar laut.


Sambil menyaksikan Festival Teluk Tanah Merah dan menyelam di dasar lautnya, Anda juga bisa belajar banyak tentang Tiyatiki, sebuah kearifan lokal  masyarakat Teluk Tanah Merah dalam memanfaatkan dan melestarikan sumber daya laut dan pesisir. Kearifan tersebut mereka peroleh secara turun-temurun dengan mempertimbangkan arus laut, keadaan iklim, dan migrasi burung pada saat menangkap ikan.


Tim Info TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus