Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL - Puteri Indonesia 2008 sekaligus content creator, Zivana Letisha menegaskan pentingnya menjaga data pribadi di jagat maya. “Karena data pribadi itu harus jadi konsumsi pribadi,” ujarnya saat Coaching Clinic bertajuk “Awas Phishing Bikin Pusing” di Gedung Tempo, Jakarta, Selasa, 28 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Apalagi, kata Zivana, para pelaku kejahatan digital atau cyber crime sering mengincar data pribadi untuk dimanfaatkan. Tak jarang, pengurasan saldo pada rekening bank yang belakangan sering terjadi bersumber dari data pribadi yang bocor. Pelaku kejahatan digital menggunakan phishing untuk menguras rekening korban ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Phishing berasal dari kata “Fishing” dalam bahasa Inggris yang berarti memancing. Kegiatan phising memang bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Padahal informasi yang dibagikan tersebut akan digunakan untuk tujuan kejahatan.
Ada berbagai modus dalam phishing yang marak terjadi belakangan ini, dan semuanya menggunakan teknik mengelabui. Artinya, pelaku phishing menyamar menjadi pihak berwenang atau otoritas tertentu yang memancing calon korban agar terkena jerat.
Zizi—sapaan akrab Zivana—bercerita ia dan temannya pernah mengalami pishing ini. Modus pelaku dengan menyamar sebagai akun resmi Instagram yang mengirimkan e-mail peringatan.
“Isi e-mail menyebutan bahwa konten saya telah melakukan pelanggaran. Saya diminta segera menghubungi customer service pada link yang tertera di e-mail itu. Kalau tidak direspons dalam 24 jam maka akun Anda akan di-suspend,” ujarnya.
Zizi tidak langsung percaya. Ia memeriksa alamat e-mail pengirim yang membuatnya curiga karena berasal dari negara yang bukan lokasi kantor resmi Instagram. Namun, temannya kurang waspada dan langsung mengikuti instruksi di e-mail tersebut. “Ternyata, setelah jeda sekitar 30 menit, akun IG temanku sudah tidak bisa diakses,” katanya.
Padahal, lanjut Zizi, temannya termasuk pengguna media sosial yang aktif. Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa setiap orang harus selalu bersikap teliti dan waspada, jangan lengah sedikit pun. “Kalau yang berhubungan dengan digital, kayaknya kita harus lebih curiga deh terhadap segala hal. Ini demi melindungi diri.”
Modus lainnya yang kini sedang marak adalah mengirim file berekstensi .apk melalui pesan pribadi seperti Whatsapp. Pengguna yang tidak paham langsung meng-klik dan tidak sadar file tersebut langsung ter-install di ponsel pengguna. aplikasi ini pada akhirnya akan menguras semua data pribadi, bahkan termasuk membobol tabungan.
Pelaku kejahatan digital boleh jadi mengincar calon korban dengan mengamati profil pada media sosial. Karena itu, Zizi menyarankan agar tidak mudah membagikan berbagai hal.
“Bahkan sekarang ada permainan, kalau kita tidak hati-hati ternyata membuka celah untuk membuka data pribadi. Misalnya permainan yang meminta kita menyebutkan nama ibu kandung atau panggilan akrab kita di antara teman dekat. Hal-hal seperti ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku pishing,” tutur Puteri Indonesia kelahiran 1989 tersebut.
Artinya, melindungi data pribadi berarti tidak mudah membagikan foto e-KTP, foto tiket pesawat, alamat rumah, dan sebagainya. Ia pun menyarankan untuk lebih mengontrol diri saat mem-posting apa pun di media sosial.
Zizi menyarankan dua hal yang harus menjadi pertimbangan sebelum mengunggah apa pun ke media sosial. “Pertama, saat ingin posting pastikan dulu apa tujuannya. Apakah ingin mengedukasi, berbagi kebagahiaan, atau lainnya. Tujuan ini penting agar kita nggak kebablasan,” ucapnya.
Pertimbangan kedua yakni tanyakan pada diri apakah postingan tersebut memiliki manfaat atau tidak. Jika dirasa tidak bermanfaat, sebaiknya membatalkan untuk mem-posting. Kalaupun tetapi ingin mem-posting, dapat memilih hanya ditampilkan pada teman dekat (close friend).
“Dengan berada di era digital, kita hidup di zaman over exposed, over sharing. Jadi, ada momen yang mana kita harus menahan diri demi keamanan pribadi,” ucap Zizi.
Coaching Clinic yang menghadirkan Zizi, digagas oleh Kementerian Kominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi serta Tempo. Coaching Clinic ini menjadi salah satu upaya meningkatkan literasi digital pada masyarakat, terutama terkait phishing yang belakangan semakin marak.
Coaching Clinic bertajuk “Awas Phishing Bikin Pusing” dapat disaksikan di di kanal YouTube Literasi Digital Kominfo, Tempodotco, TempoTV, dan Facebook Tempodotco. (*)