Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL Kementerian Pertanian bersama Food Agriculture Organization (FAO) dan Pemerintah Provinsi Lampung mempromosikan produk unggas (telur dan ayam) bebas residu antimikroba untuk pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada puncak peringatan Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia atau World Antimicrobial Awareness Week (WAAW) di Kota Metro, Lampung, 24 November 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjamin penyediaan produk hewan yang aman dan berkualitas, sebagai sumber konsumsi protein hewani bagi masyarakat,” kata Nasrullah, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berbicara dalam talkshow membahas konsumsi telur, Nasrullah mengatakan resistensi antimikroba saat ini juga menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat karena bakteri resisten dapat menyebar melalui rantai makanan. Karena itu, Kementerian Pertanian bekerjasama dengan FAO beberapa tahun terakhir berupaya mengajak berbagai pihak untuk peduli dan berperan dalam memerangi laju resistensi antimikroba (AMR), serta mempromosikan produk unggas yang aman dan berkualitas tinggi bagi masyarakat.
Pada kesempatan tersebut Nasrullah juga memberikan apresiasi atas pencapaian Provinsi Lampung dalam pencegahan AMR. “Kami apresiasi selama ini Provisni Lampung mempunyai komitmen yang kuat, termasuk dari asosiasi, dan peternak unggas di provinsi ini untuk memerangi resistensi antimikroba, melalui berbagai upaya untuk menerapkan praktik-praktik yang baik dalam penyediaan produk hewan.”
Sebagai informasi, pada tahun 2019, empat belas (14) peternak telur di Lampung telah menerapkan biosekuriti 3 zona di peternakan mereka dan mendapatkan sertifikat higiene dan sanitasi makanan dari pemerintah, atau Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
“Kita semua tentunya ingin masyarakat kita sehat semua, apalagi telur adalah sumber protein hewani yang harganya terjangkau dan mudah diolah dan tubuh kita membutuhkan protein yang cukup untuk menjadi sehat,” kata Nasrullah. Oleh karena itu Nasrullah pun menyarankan agar masyarakat mengkonsumsi telur yang aman dan berkualitas untuk dikonsumsi.
Luuk Schoonman, FAO Emergencies Center for Transboundary Diseases Indonesia Team Leader mengatakan penanganan ancaman global AMR melalui pendekatan One Health yang terkoordinasi, multisektoral, dan inklusif sangat penting sebagaimana digaungkan oleh anggota G20 dalam pertemuan G20 tentang AMR tahun ini.
FAO siap untuk mendukung pemerintah Indonesia dan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kapasitas sektor pangan dan pertanian dalam pengelolaan risiko AMR dan membangun ketahanan terhadap dampak AMR dengan dukungan USAID, sambil memastikan keamanan produk unggas di Indonesia.
Sementara itu, USAID Indonesia’s Acting Health Office Director USAID Indonesia, David Stanton, menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi komitmen dan kepemimpinan pemerintah Indonesia dan FAO dalam menanggulangi AMR yang terlihat dari partisipasi WAAW.
Untuk diketahui, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan FAO untuk mengimplementasikan program-program terkait pencegahan dan pengendalian AMR Sejak 2016. Antara lain melalui penguatan penggunaan antimikroba secara bijak, intervensi biosekuriti 3 zona dan penerapan higiene-sanitasi di peternakan unggas petelur dan Rumah Potong Hewan Unggas, sistem surveilans AMU/AMR, dan kampanye peningkatan kesadaran AMR di seluruh Indonesia.
Sebagai bagian dari peringatan WAAW tahun ini, serangkaian acara juga digelar untuk mempertegas dan mendukung komitmen Indonesia dalam memerangi AMR. Mengawali WAAW tahun ini, Kementan dan FAO mengadakan seminar di Makassar pada 19 November dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk bertindak dalam pencegahan AMR pada peternakan unggas.
Pada seminar di Makassar tersebut, Nasrullah mendorong peternak skala kecil untuk meningkatkan kebersihan dan biosekuriti peternakan agar mendapatkan sertifikasi NKV, sehingga dapat menghasilkan produk unggas yang berkualitas.
Selanjutnya, pada kegiatan di Jakarta, 22 November 2022, dilaksanakan deklarasi sektor swasta untuk mencegah AMR. Deklarasi tersebut menyoroti beberapa poin komitmen untuk melaksanakan upaya pencegahan AMR oleh industri perunggasan dan obat hewan.
Nasrullah mengatakan, Pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan multipihak untuk mendorong investasi dalam inovasi alternatif antimikroba, akses vaksin yang lebih merata dan pengawasan yang lebih baik, seperti yang digaungkan dalam pertemuan Menteri Kesehatan tentang AMR di forum G20. (*)