Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar memberikan bantuan kepada Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK). Salah satu yang mendapatkan bantuan adalah Yayasan Lopie Bahari Nusantara di Kabupaten Tolitoli.
Yayasan ini mendapatkan bantuan senilai lebih dari 90 Juta rupiah. Bantuan terdiri dari dua set alat selam SCUBA, lima set alat selam dasar, satu set kamera bawah air, empat unit handy talkie, satu unit laptop, satu unit LCD projector, satu unit printer, satu unit GPS, dan 25 unit media transplantasi.
Menurut Kepala BPSPL Makassar Permana Yudiarso, Yayasan Lopie Bahari Nusantara sudah sejak 2015 aktif dalam berbagai kegiatan konservasi ekosistem dan pelestarian biota laut dilindungi, pariwisata bahari serta edukasi dan peningkatan literasi anak-anak pesisir dan pulau kecil. Aktivitas KOMPAK ini berlangsung di dalam kawasan konservasi perairan Tolitoli yang termasuk dalam Kawasan Konservasi Daerah Doboto (Donggala, Buol, dan Tolitoli). Kawasan ini telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 50 Tahun 2019.
KKP menargetkan penyerahan bantuan pemerintah bidang konservasi kepada 20 KOMPAK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia pada tahun ini. Hal ini dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Nomor 71 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Konservasi Tahun 2024.
Melalui bantuan KOMPAK, diharapkan kelompok akan memiliki kapasitas dalam melaksanakan kegiatan konservasi sumber daya ikan yang mendukung pelaksanaan program prioritas ekonomi biru KKP.
Ketua Yayasan Lopie Bahari Nusantara Fandy La Maming bersama kelompoknya sangat komitmen untuk menjaga dan memanfaatkan bantuan konservasi sesuai ketentuannya. Bantuan KOMPAK menurut Fandy akan lebih mempermudah kelompoknya untuk melaksanakan aktivitas konservasi, pariwisata bahari dan pendidikan.
Fandy bersama anggota kelompok sebelumnya telah melaksanakan berbagai aktivitas rehabilitasi ekosistem terumbu karang, penyelamatan mamalia laut jenis dugong, penanaman mangrove, wisata pengamatan dugong dan program Perahu Literasi Pustaka untuk mengedukasi anak-anak pesisir dan pulau kecil. Fandy dan kelompoknya menjadi contoh yang sangat baik masyarakat lain untuk berperan aktif dalam kegiatan konservasi di Kabupaten Tolitoli. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini