Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Mappi AI Hub, Gerbang Masa Depan Generasi Cemerlang

Pemerintah Kabupaten Mappi meluncurkan Mappi AI Hub bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025. Mengantarkan Mappi menuju peradaban baru demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

11 Mei 2025 | 14.56 WIB

Bupati Mappi, Kristosimus Yohanes Agawemu (tengah bertopi) saat peresmian Mappi AI Hub di Gedung Qhaindau Uri, pada Jumat, 2 Mei 2025. Dok. TEMPO
Perbesar
Bupati Mappi, Kristosimus Yohanes Agawemu (tengah bertopi) saat peresmian Mappi AI Hub di Gedung Qhaindau Uri, pada Jumat, 2 Mei 2025. Dok. TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL - Kabupaten Mappi di Papua Selatan telah mencatat sejarah sebagai kabupaten pertama di Papua yang telah mengimplementasikan teknologi Artificial Intelligence (AI). Pada Jumat, 2 Mei 2025, Pemerintah Kabupaten Mappi resmi meluncurkan program Mappi AI Hub di Gedung Qhaindau Uri, sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional. Program ini merupakan inisiatif di bidang pendidikan yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendukung transformasi pembelajaran digital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bupati Mappi Kristosimus Yohanes Agawemu mengatakan, ini adalah momentum penting bagi kebangkitan pendidikan di Mappi. "Hari ini menjadi bagian dari sejarah. Mappi AI Hub mempunyai mimpi yang besar agar anak-anak Mappi bisa menjadi emas di tanahnya sendiri," kata Kristosimus saat memberikan sambutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengajak seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan menyadari bahwa teknologi menjadi salah satu unsur mutlak dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karenanya, dia mendorong para guru, pelajar, dan orang tua untuk mendukung program tersebut. "Kabupaten Mappi saat ini sedang menuju peradaban baru lewat para guru yang mengkolaborasikan pendidikan dan teknologi," ujarnya.

Bupati Mappi, Kristosimus Yohanes Agawemu (tengah bertopi) bersama undangan peresmian Mappi AI Hub di Gedung Qhaindau Uri. Dok. TEMPO

Seraya memperkenalkan kecerdasan buatan kepada para siswa, Kristosimus mengingatkan pentingnya untuk tetap memegang nilai-nilai budaya yang menjadi landasan dalam membentuk masa depan anak-anak melalui pemanfaatan teknologi. Program Mappi AI Hub memungkinkan para guru mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah, termasuk yang berada di pedalaman.

Sebelum mengaplikasikan pembelajaran berbasis kecerdasan buatan, para guru mendapatkan pelatihan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam materi belajar. Seorang guru yang mendapatkan pelatihan itu adalah Paulus Egalis Nurak dari SMP Negeri 2 Assue. Selama tiga hari, Paulus bersama rekan-rekan guru lainnya mendapatkan banyak materi baru. Di antaranya pembuatan animasi edukatif dan dasar coding melalui aplikasi Scratch.

Kemampuan membuat animasi, menurut Paulus, akan menjadi peluang baru bagi guru di wilayah pedalaman untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang menarik bagi siswa. Namun demikian, dia mengakui, proses pembelajaran animasi tidak serta merta dapat dengan mudah diaplikasikan kepada peserta didik. "Dengan kerja keras dan praktik yang konsisten, saya yakin materi ini bisa diterima dengan baik oleh anak-anak," ujarnya.

Paulus juga menekankan pentingnya mengajarkan dasar-dasar konsep coding kepada siswa, meskipun penerapannya di wilayah pedalaman masih sederhana. Bagi Paulus, tujuan utamanya adalah menumbuhkan imajinasi dan kreativitas siswa agar mampu menciptakan karya sendiri berbasis teknologi informasi.

Tantangan dalam menerapkan teknologi ini, kata Paulus adalah ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah. Kendati sudah ada jaringan internet berbasis Starlink yang dibeli menggunakan dana sekolah, kebutuhan perangkat keras, seperti laptop dan telepon pintar untuk praktik masih terbatas.

Kepala SMP Negeri 1 Obaa, Yohanes Wisnu Eko Priantoro mengatakan penerapan AI bermanfaat dalam proses pembelajaran karena peserta didik dituntut untuk aktif dan mampu berinteraksi dengan guru. "Pembelajaran melalui kecerdasan buatan ini juga menyenangkan," katanya.

Seorang siswa SMA YPPK Santo Yohanes Paulus, Kepi, Theodora Donsiana Butkim menggunakan AI Edubot untuk mempelajari bahasa asing. Salah satu manfaat yang dia rasakan adalah tersedia fitur bagaimana melafalkan bahasa asing, sehingga siswa dapat menirukan vokalnya. Saat menggunakan AI tersebut, Theodora mesti belajar menyesuaikan diri dengan kosa kata Bahasa Indonesia yang baku.

Senada dengan Theodora yang merasakan manfaat AI, siswa SMP Negeri 1 Obaa, Cyndiana Claudia Kaibo mengatakan, teknologi kecerdasan buatan ini mampu merangkum berbagai informasi, sehingga memudahkannya dalam belajar. "Kami tidak harus mencari penjelasan di berbagai sumber," katanya seraya berharap AI ini dapat dikembangkan sampai ke sekolah di kampung-kampung.

Orang tua siswa, Erna Herlince Irene mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Mappi yang telah melakukan terobosan di dunia pendidikan melalui program Mappi AI Hub. "Kami sebagai orang tua terbantu sekali dengan adanya pembelajaran berbasis kecerdasan buatan ini," katanya. "Sebab, ketika kami tidak bisa menjawab pertanyaan anak-anak tentang pelajaran tertentu, mereka dapat mencari lewat AI. Ini program yang luar biasa."

Dengan kemudahan itu, Erna berharap para guru dapat memberikan kisi-kisi pembelajaran untuk esok hari agar anak dapat mempelajarinya terlebih dulu di rumah. Adapun kepada sesama orang tua, dia mengimbau agar kehadiran AI ini tidak serta merta melepaskan tanggung jawab dalam mendampingi anak belajar di rumah. "Karena anak-anak belajar dari ponsel, maka fungsi pengawasan orang tua menjadi sangat penting. Jangan sampai mereka keasyikan sampai lupa waktu," ucapnya.

Mappi AI Hub sejatinya merupakan akselerator dari salah satu misi bernama Seribu Sarjana yang ditetapkan oleh Bupati Kristosimus Yohanes Agawemu untuk mendongkrak kualitas sumber daya manusia. Selama menjabat sebagai bupati, dia menargetkan melahirkan seribu sarjana dari Kabupaten Mappi yang berkuliah di luar Papua.

Bupati Mappi, Kristosimus Yohanes Agawemu. Dok. TEMPO

Para siswa yang mendapatkan beasiswa tersebut, menurut Kristosimus, harus memiliki penguasaan teknologi yang baik sehingga mampu beradaptasi dengan kebutuhan di dunia perkuliahan hingga bekerja. "Kami berharap adik-adik ini lulus dengan nilai yang baik, sekaligus memiliki kemampuan berpikir dan menggunakan teknologi dengan baik," katanya.

Calon mahasiswa baru yang mengikuti seleksi program Seribu Sarjana di kota studi luar Papua adalah lulusan tahun 2023, 2024, dan 2025. Berdasarkan pengalaman lima tahun sebelumnya, mereka pernah mengirimkan pelajar untuk melanjutkan pendidikan S1 di beberapa kota studi di luar Papua, namun banyak yang minder dengan proses perkuliahan lantaran usia dan tahun kelulusan yang cukup jauh. "Dari pengalaman itu, kami mengubah seleksi calon mahasiswa yang melanjutkan pendidikan S1 di kota studi luar Papua adalah siswa lulusan tiga tahun sebelumnya," tuturnya.

Seleksi tahap pertama mahasiswa baru khusus di kota studi luar Papua telah berlangsung di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. "Kami bersyukur yang mengikuti seleksi tahap pertama sesuai dengan harapan pemerintah daerah. Hanya saja, perwakilan calon mahasiswa dari distrik dan kampung belum semuanya ikut," kata dia.

Rencananya, bulan ini akan berlangsung penyaringan berikutnya di kampus Universitas Negeri Jakarta dengan fokus pada pendidikan S1 guru. Khusus pendidikan S1 guru, yang menjadi target Pemerintah Kabupaten Mappi adalah Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Bahasa Inggris, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pemerintah Kabupaten Mappi juga akan menyasar pendidikan di sektor kesehatan untuk mencetak tenaga perawat laki-laki. (*)

Tempo

Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus