Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL-Dalam rangkaian HUT RI ke-76 dan setelah 14 tahun berdiri, BP2MI meluncurkan Command Center di Aula KH. Abdurrahman Wahid BP2MI, Selasa 24 Agustus 2021. Command Center wujud realisasi salah satu dari sembilan program prioritas BP2MI untuk memodernisasi sistem menuju satu kesatuan data tunggal (big single data). Command Center menjadi pusat kendali data dan informasi PMI yang akurat dan terpercaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hadirnya Command Center ini akan makin membuktikan hadirnya negara, dalam hal ini BP2MI serius memberikan pelindungan bagi PMI. Untuk penempatan misalnya, akan dapat diketahui daerah asal PMI, negara penempatan, sektor pekerjaan, nama dan alamat user, serta hak-hak yang seharusnya diterima para PMI" ujar Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Modernisasi sistem BP2MI untuk memperbarui dan menambahkan data dan tampilan aplikasi, bahkan artificial intelligence. Pergerakan algoritma mampu mendeteksi hal-hal yang dibutuhkan oleh BP2MI. Sistem Command Center ini juga telah terkoneksi dengan 1.400 Kementerian dan Lembaga, Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota, Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI), Perguruan Tinggi, Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), serta stakeholder lainnya.
Benny menyatakan, big single data, bertujuan memecahkan permasalahan adanya perbedaan data PMI yang kerap terjadi antar kementerian/lembaga.“Problem BP2MI, demikian juga dengan institusi pemerintahan di negara kita, terkait data selalu menjadi masalah yang sangat serius. Terkait PMI misalnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengklaim data pekerja kita, berjumlah 4,5 juta. Kementerian Ketenagarjaan (Kemnaker) mengklaim, pekerja migran kita berjumlah 5 juta. BP2MI, mencatat secara resmi, pekerja migran kita sebanyak 4,2 juta yang berada di kurang lebih 150 negara penempatan” ujar Benny.
Menurut Benny, hadirnya Command Center diharapkan dapat meningkatkan pelindungan negara kepada PMI. “Kita ingin memastikan setiap anak bangsa, PMI benar-benar dilindungi oleh negara. Hari ini kita ingin membuktikan, negara hadir memberikan pelindungan dari ujung rambut sampai ujung kaki kepada para PMI," kata Benny.
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kemenlu, Andy Rachmianto, memuji peluncuran Command Center ini, sebagai langkah inovatif dari BP2MI. “ Ini menunjukkan antara BP2MI, Kemlu, dan Kemnaker, kami ini istilah saya, adalah troica pelindungan Warga Negara Indonesia (WNI). Kami senantiasa dari awal bahu membahu, karena kami ingin membuktikan dan menghadirkan negara dalam pelindungan WNI, khususnya PMI baik saat sebelum keberangkatan, selama bekerja di luar negeri, maupun pada saat kepulangan,” katanya.
Direktur Penempatan dan Pelindungan PMI Rendra Setiawan berharap big single data ini bisa menghindarkan ego sektoral, dan akan memperbaiki tata kelola penempatan PMI dalam end to end. “Data ini akan menjadi dasar kita dalam pembuatan kebijakan kita ke depannya, dan juga tata kelola PMI,” pungkas Rendra.
Setelah mendengarkan sejumlah sambutan, acara launching dilanjutkan dengan peninjauan ruang Command Center oleh Kepala BP2MI beserta segenap tamu undangan. Sejumlah tamu undangan yang hadir yakni Dirjen Protokol dan Konsuler, Kemlu; Direktur Penempatan dan Pelindungan PMI, Kemnaker; Deputi III Kantor Staf Presiden Bidang Perekonomian; Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan, Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Berikutnya Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah dan Pembangunan Manusia, Badan Siber dan Sandi Negara; Direktur Perencanaan Strategis dan TI, BPJS Ketenagakerjaan; Direktur Bank Negara Indonesia; Head of Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo; serta Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia. (*)