Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Oliver Stone, Kemanusiaan dan Orisinalitas Tema Filmnya

Kisah hidup sutradara pemenang Academy Award Oliver Stone mengungkapkan seorang yang berhasil di bidangnya, adalah manusia yang tak pernah luput dari kesalahan.

1 Maret 2021 | 19.43 WIB

Oliver Stone, Kemanusiaan dan Orisinalitas Tema Filmnya
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Oliver Stone pernah sekelam dan setragis seperti sebagian besar tema-tema cerita film yang dibuatnya berdasarkan kisah nyata. Cerita film yang ditulisnya itu berdasarkan pengalaman hidupnya sebagai mantan veteran perang Vietnam. Tapi, ia berhasil bangkit dan bertahan dengan kariernya sebagai pembuat film yang legendaris sampai sekarang pada usia ke-74.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Stone mengungkapkan berbagai hal saat menjadi tamu Mola Living Life di Mola TV pada Sabtu, 20 Februari 2021. Obrolan dengan pemenang Academy Award tersebut dipandu Dino Patti Djalal, mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, dan Nadine Alexandra, aktris serta aktivis lingkungan hidup

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di awal perbincangan Stone sudah menunjukkan buku berjudul Chasing the Light. Sebuah buku memoar tentang kehidupan masa kecilnya yang rumit di New York, keikutsertaan dalam perang Vietnam, perjuangan keras membuat film seperti Platoon, Midnight Express, Scarface, bisa diproduksi dan diterima pasar.

Cerita episode kelam Stone itu juga penting untuk menegaskan seorang yang berhasil di bidangnya, adalah manusia yang tak pernah luput dari kesalahan dan tak akan pernah sempurna.

Yang jauh lebih bermakna adalah bagaimana perjuangan Stone bangkit dari kesalahan dan ketidaksempurnaannya serta mempertahankan konsistensi dalam berkarya. Itu akan memberi inspirasi sebagaimana misi utama dalam acara Mola Living Live ini.

Stone tercatat pernah dua kali berurusan dengan hukum. Pada 28 Mei 2005, ia  ditahan polisi karena mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk di Beverly Hills, California, AS. Pengadilan lokal memerintahkan Stone mengikuti program rehabilitasi. Enam tahun sebelumnya dia juga pernah ditahan karena kasus yang sama.

Oliver Stone mengalami masa yang penuh kekacauan sebagai pemuda Amerika yang menjalani wajib militer dengan bertugas sebagai tamtama di perang Vietnam 1967-1968.

Tragedi dan ironi perang itu kelak akan sangat mempengaruhi karya-karya filmnya, yaitu cerita yang berdasarkan kepad sikap skeptis. Sikap untuk mempertanyakan sekaligus meragukan segala sesuatu, bahkan terhadap dirinya sendiri.

Skeptisisme Oliver Stone ini tergambar dari film-fim seperti antara lain Salvador, Platoon, Wall Street, Talk Radio, Born on the Fourth of July, JFK, Heaven & Earth, Natural Born Killers,  Nixon, World Trade Center, W., dan Snowden

Film-film Oliver Stone itu tidak melulu berkutat kepada soal-soal artistik dalam hal sinematografi agar penonton terhibur atau terpikat. Tapi, deretan film karyanya juga berbicara kepada penonton tentang peristiwa kehidupan jatuh-bangun, ironi, dan segala kompleksitas duniawi yang akrab dengan mereka.

Oliver Stone tidak sekadar dikenal sebagai sutradara film dan penulis skenario yang hebat tapi kontroversial, termasuk dalam omongannya.

Kehadiran Stone di Mola Living Live bisa memberi inspirasikan untuk perfilman Indonesia yang semarak, berkualitas secara artistik, tapi cenderung menjauh dari tema-tema kehidupan.

Ketika Stone berbincang dengan Dino dan Nadine, dia mengatakan, jika Anda ingin membuat sebuah film, anda seharusnya mempelajari drama, segala macam komedi, dan banyak membaca skrip.” “Tidak ada satu-satunya jalan dalam pelajaran di film. Semuanya jatuh dan bangun dalam usahanya masing-masing (membuat film yang baik),” ujar Stone. 

Pengertian drama secara normatif adalah adalah jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Adapun esensi drama adalah penggambaran  realitas kehidupan yang sarat dengan dinamika dan konflik.

Oliver Stone melibatkan seluruh pengalaman hidup diikuti reaksi dia dalam serangkaian filmnya. Konsep dramatik Stone inilah yang bisa menjelaskan mengapa ia bisa mengoleksi 33 nominasi penghargaan Oscar dan 10 trofi dari berbagai ajang penghargaan film bergengsi.

Pada Film JFK yang mengangkat misteri pembunuhan John F. Kennedy, misalnya, Stone ingin mengeksplorasi semua kemungkinan skenario mengapa presiden AS ke-35 ini bisa tewas ditembak dan dalangnya.

Kongres AS kemudian mengesahkan UU Pengungkapan Pembunuhan 1992. Pada 2017, serangkaian dokumen pembunuhan Kennedy dipublikasikan. “Ketika anda menelusuri semua fakta itu dan mengangkatnya ke film, anda akan menemukan sisi lain. Kami selalu berjuang untuk menemukan kebenaran,” Stone menegaskan.

Di bagian lain, Oliver Stone menceritakan perjuangan yang hebat untuk meraih sukses. “Saya butuh waktu delapan tahun untuk meraih sebuah sukses, dari 1971 sampai 1979. Saya menulis sekitar 12 skenario tapi semuanya ditolak. Saya secara bertahap belajar dari kesalahan dan pengalaman,” katanya.

Mola Living Live menghadirkan banyak cerita inspiratif dari tokoh-tokoh dunia seperti Mike Tyson, Sharon Stone, Luc Besson, Darren Aronofsky, Spike Lee,  Robert De Niro, dan John Travolta.

Seluruh tayangan program ini bisa disaksikan dengan membeli paket langganan Mola TV manapun, mulai dari Rp 12.500,- per bulan dan mengaksesnya melalui apikasi Mola TV yang tersedia di appstore dan playstore atau melalui situs www.mola.tv 

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus