Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INDO KERJA - The Sunset of Java, begitulah salah satu sebutan bagi Kabupaten Pandeglang, yang terletak di ujung barat Pulau Jawa. Di situ pula Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) berada. Di suaka margasatwa yang berada di Semenanjung Ujung Kulon itu, satwa langka badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) hidup. TNUK sebagai warisan dunia, yang ditetapkan oleh UNESCO, hanyalah sebagian kecil dari kekayaan alam tak ternilai yang dimiliki Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Pantai Carita dan Tanjung Lesung, dua di antara sederet obyek wisata yang tak asing lagi di telinga. Dengan garis pantai mencapai 15 kilometer, Pandeglang memiliki 33 pulau dan sejumlah obyek wisata, baik budaya maupun religi. Tidak heran jika Pandeglang pun siap menjadi salah satu dari “10 Bali Baru” yang dicanangkan Kementerian Pariwisata.
“Pandeglang memiliki 269 obyek wisata, dan Tanjung Lesung dipersiapkan menjadi salah satu dari ‘10 Bali Baru’ tersebut,” ujar Bupati Pandeglang Irna Narulita, yang pada Maret 2017 akan genap setahun memimpin kabupaten ini.
Dijumpai di rumah dinasnya, bupati cantik ini begitu antusias menceritakan daerahnya yang bak dua sisi mata uang. Kabupaten Pandeglang masih berada dalam kategori daerah tertinggal. Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak merupakan dua daerah tertinggal di Provinsi Banten. Dia mengakui, “rapor jelek” yang belum lama diterima Irna dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, yakni nilai CC, sempat membuatnya sedih. Namun, di balik semua itu, justru memacu Irna memiliki motivasi yang lebih tinggi. “Saya katakan kepada semua SKPD, tolong antarkan saya duduk di depan, minimal bisa mendapat nilai B,” ucap Irna tanpa malu-malu.
Terbuka, tegas, dan detail, terlihat dari sosok wanita yang bersuamikan Achmad Dimyati Natakusumah, yang tak lain mantan Bupati Pandeglang periode 2000-2009. Pengalaman menjadi istri bupati selama dua periode memberi banyak pelajaran baginya. “Saya menjadi banyak tahu bahwa kehidupan nyata seperti itu. Orang bisa bunuh diri karena kehidupan yang sangat sulit. Dan sekarang saya menjadi bupati, betapa saya betul-betul bersyukur,” kata Irna mengisahkan.
Boleh jadi, pengalaman dan kenyataan di lapangan itulah yang kini menjadi fondasi kuat dalam mengawal setiap langkahnya membangun Pandeglang yang lebih baik.
Lantas, apa yang menjadi sisi lain Pandeglang? Ya, di tengah predikat daerah tertinggal yang disandangnya, ternyata angin segar berembus kencang ke kabupaten yang juga dijuluki Kota Santri ini. “Dari 12 proyek strategis nasional, empat ada di Pandeglang. Betapa akan hidupnya Pandeglang,” kata Irna antusias. Keempat proyek strategis nasional yang siap dibangun tersebut adalah penetapan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, pembangunan bandara baru di Panimbang, reaktivasi jalur kereta api, serta pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang.
Pembangunan industri pariwisata di KEK Tanjung Lesung menjadi prioritas. Sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo, pembangunan KEK, yang diresmikan Jokowi pada 23 Februari 2015, ditargetkan selesai dalam tiga tahun. “Kita harus bergerak seperti jet,” ucap Irna. Bukan tanpa alasan kalau Irna bersikap tegas. Dia yakin, Tanjung Lesung akan menjadi kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) yang tak kalah dengan Bali.
Rencananya akan dibangun sekitar 10 ribu home stay, rumah sakit internasional, pelabuhan untuk kapal pesiar, dan banyak lagi. “Ini merupakan tantangan, saya bangga melaksanakannya. Karena itu, proyek ini harus sukses. Jangan sampai ada oknum-oknum yang menghambat,” ucap Irna.
Membangun karakter masyarakat yang berdaya saing menjadi pekerjaan rumah bagi Irna. “Masyarakat harus welcome agar wisatawan yang datang merasa happy. Di satu sisi, tidak mungkin membangun Pandeglang sendirian. Kami juga membutuhkan investor, asalkan mereka taat aturan,” ujarnya.
Selain KEK, bandara baru akan berada di wilayah Tanjung Lesung. Artinya, kemudahan akses diharapkan akan membawa dampak signifikan bagi tumbuhnya industri pariwisata Pandeglang, yang selama ini sudah terdengar tapi seakan masih tertidur. Meski demikian, kini berbagai festival seni budaya mulai digiatkan lagi. Salah satunya Pandeglang Culture Festival 2017, yang akan diselenggarakan dalam rangka hari jadi Pandeglang ke-143 pada 1 April nanti.
Kemudian, proyek reaktivasi jalur kereta api. Menurut rencana, akan dihidupkan lima stasiun kereta api, yakni Stasiun Kadomas, Cipeucang, Saketi, Menes, Labuan, yang lagi-lagi akan menggerakkan investor untuk datang ke sini. Terakhir, pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang yang berada di tiga kecamatan dengan tiga pintu tol. “Bisa dibayangkan geliat perekonomian yang akan tumbuh di sini ketika gula-gula ekonomi ada di Pandeglang,” kata Irna.
Sebagai tuan rumah yang baik, selain mengawal ketat proses pembangunannya, proyek strategis nasional ini harus dikawal penggunaan anggarannya. Mengingat sebagian digarap dengan dana APBD.
Sekarang, seperti dijelaskan Irna, pendapatan per kapita Rp 1,2 juta per bulan. “Dapat apa?” ucapnya miris. “Kami ingin semua meningkat, IPM juga. Harus ada niat baik. Program nasional diharapkan membawa dampak ganda,” ujarnya.
Karena itu, Irna, yang pernah menjadi anggota DPR RI selama tujuh tahun, mencoba lebih memahami kesulitan masyarakatnya. Prinsipnya, dia mengatakan, “Buatlah pengelolaan yang pintar agar anggaran bisa digunakan secara maksimal.” Irna mengakui di era sekarang kita harus kuat agar tak mudah tergoda. “Saya harus amanah, agar masyarakat tak menyesal memilih saya,” tuturnya. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini