Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL - Kajian terkait program pemberdayaan perempuan di desa yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atau Kemenko PMK RI menunjukan bahwa program pemberdayaan perempuan di desa telah menyasar banyak kalangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sasaran penerima program pemberdayaan adalah perempuan kepala keluarga, perempuan pelaku UMKM, perempuan penyintas kekerasan, perempuan purna migran, dan keluarga/individu lain selain perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Asisten Deputi Pemberdayaan Kawasan dan Mobilitas Spasial, Monalisa Herawati Rumayar mengatakan, pemberdayaan perempuan di pedesaan menjadi bagian penting untuk membangun manusia Indonesia yang inklusif.
"Pemberdayaan perempuan dalam rangka pembangunan desa menjadi bagian penting dalam membangun manusia Indonesia inklusif,” ujarnya saat membuka Workshop Hasil Pengumpulan Data Lapangan, di Hotel Sari Pasifik, Jakarta beberapa waktu lalu.
Pengumpulan data lapangan bertajuk Studi Penguatan Pemberdayaan Perempuan dan Pembangunan Desa yang menggunakan metode pendekatan kualitatif itu telah dilaksanakan pada 17-24 November lalu, oleh tim Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Kajian dilakukan di delapan kabupaten dengan kriteria pemilihan lokasi adalah lokus intervensi Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD), komponen Desa Inklusi, mendapat intervensi program pemerintah, nonpemerintah, status kesetaraan dan pemberdayaan gender, status IDM, dan isu pemberdayaan.
Beberapa program pemberdayaan perempuan di desa yang menyasar banyak kalangan itu salah satunya adalah program Desa Ramah Perempuan dan Perlindungan Anak (DRPPA). DRPPA dibentuk untuk mendorong penurunan kekerasan pada perempuan dan anak, mendorong partisipasi perempuan dalam pembangunan desa.
Tak hanya itu, program ini juga mendorong kemajuan ekonomi perempuan di desa melalui kegiatan kewirausahaan berperspektif gender, menurunkan pekerja anak, pencegahan perkawinan anak, dan meningkatkan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan serta pengasuhan anak. Perempuan perintis DRPPA yang notabene adalah para istri kepala desa menjadi ujung tombak implementasi DRPPA.
Pihak swasta seperti CSO/NGO membuat Program Desa Peduli Migran (Desbumi). Program yang merupakan inisiasi dari Migrant Care ini dilaksanakan di Banuwangi. Program ini telah melakukan pelatihan dan pendampingan kepada purna migran.
Bahkan, sejak tahun 2017, Program Desbumi telah direplikasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Program ini sudah melahirkan beberapa kelompok di desa dengan memberikan pelatihan pembuatan makanan atau kerajinan. (*)