Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Pentingnya Subsidi BBM dan Upaya Pemerintah Menanggungnya

APBN 2022 untuk subsidi energi mencapai Rp 502,4 triliun.

24 Agustus 2022 | 15.23 WIB

Pentingnya Subsidi BBM dan Upaya Pemerintah Menanggungnya
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL – Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu modal dalam menggerakkan perekonomian. Dengan adanya subsidi yang diberikan oleh pemerintah, maka harga BBM pun menjadi lebih murah. Alhasil, perekonomian pun terkerek.

Saat ini, harga bahan bakar dengan RON 89-90 dari Pertamina (Pertalite) Rp 7.650 per liter. Sedangkan bensin dengan spesifikasi yang sama produksi Vivo (Swiss) dan BP AKR (gabungan British Petroleum dan AKR Corporindo) masing-masing seharga Rp 9.290 per liter dan Rp 14.300 per liter. Selisih antara bahan bakar subdisi dan non-subsidi membuat masyarakat lebih leluasa dalam mengalokasikan uang.

Dengan menggunakan BBM subsidi, masyarakat dapat menggunakan sisa uangnya untuk membeli kebutuhan lain, misalkan membeli bahan makanan, kebutuhan sekolah, rekreasi, dan sebagainya. Dengan memberikan subsidi bahan bakar minyak, pemerintah berupaya menjaga daya beli masyarakat, membantu mempercepat pemulihan konsumsi rumah tangga, dan menjaga stabilitas inflasi.

Sementara jika subsidi BBM tidak ada. Harga bensin yang tinggi berimbas pada harga bahan pokok yang mahal, ongkos transportasi naik, dan daya beli masyarakat menurun. Angka inflasi bakal naik dan berakibat buruk bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi pun melambat.

Namun, seperti diketahui, harga minyak dunia kerap fluktuatif. Terkadang turun, lebih sering naik. Belum lagi kondisi geopolitik negara-negara penghasil minyak, seperti Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela, dan Rusia yang kerap memanas. Bahkan hingga kini, perang antara Rusia dengan Ukraina masih berlangsung. Di lain pihak, kebutuhan BBM terus bertambah seiring dengan pertumbuhan industri, transportasi, dan kenaikan jumlah kendaraan bermotor.

Presiden Joko Widodo mengatakan, telah membahas mengenai krisis global, krisis pangan, krisis keuangan, krisis energi, termasuk subsidi BBM yang sangat besar, saat bertemu dengan para kepala lembaga tinggi negara di Istana Negara. Presiden membahas kondisi negara pada 2023 apabila subsidi yang digelontorkan sudah begitu besar pada tahun ini.

"Subsidi kita memang terlalu besar. Cari negara yang subsidinya sampai Rp 502 triliun," kata Presiden Joko Widodo, Jumat, 12 Agustus 2022. Meski begitu, dia menyampaikan subsidi tetap diperlukan supaya rakyat tidak terbebani dengan kenaikan harga. "Tetapi apakah angka Rp 502 triliun itu terus kuat kita pertahankan? Kalau bisa alhamdulilah, artinya rakyat tidak terbebani. Namun kalau APBN tidak kuat bagaimana?" 

Anggaran negara memikil beban yang berat karena pemerintah meredam inflasi dengan memberi subsidi. Salah satunya subsidi energi yang pada APBN 2022 senilai Rp 502,4 triliun. Angka subsidi dalam APBN Perubahan 2022 ini melonjak 329 persen dari pagu sebelumnya, yakni Rp 152,5 triliun.

Subsidi BBM memang tidak menjadi masalah asalkan anggaran pemerintah masih cukup untuk membiayainya. Namun dengan tekanan saat ini, APBN pun terancam jebol dengan adanya subsidi energi termasuk subsidi BBM di dalamnya.(*)

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus