Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Pertamina Dorong Kesejahteraan Petani Uma Palak

Pertamina hadirkan teknologi hijau untuk atasi kekeringan dan tingkatkan hasil tani 408 petani di Desa Uma Palak.

11 Mei 2025 | 17.08 WIB

Pertamina Kembangkan Energi Transisi, Dorong Kesejahteraan 408 Petani di Desa Uma Palak. Dok. Pertamina
Perbesar
Pertamina Kembangkan Energi Transisi, Dorong Kesejahteraan 408 Petani di Desa Uma Palak. Dok. Pertamina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL — Kekeringan menjadi tantangan besar dalam menjaga ketahanan pangan nasional, terutama saat musim kemarau ekstrem. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah hujan di bawah normal pada musim kemarau 2023. Akibatnya, lebih dari 27 ribu hektare lahan padi terdampak kekeringan, dengan 2.269 hektare mengalami gagal panen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kondisi serupa juga dialami warga Desa Uma Palak Lestari yang terletak di Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, Bali. “Subak di desa kami terancam kekurangan air saat kemarau. Dampaknya, produksi padi menurun, bahkan bisa gagal panen,” kata petani lokal yang juga Ketua Subak Munduk Uma Palak, I Made Darayasa, Ahad, 11 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, para petani tidak tinggal diam. Mereka berinisiatif bekerja sama dengan Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai dari Pertamina Patra Niaga, untuk mencari solusi inovatif atas permasalahan ini. Hasilnya adalah implementasi sistem Suplai Energi Manajemen Irigasi Uma Palak (SIUMA), sebuah teknologi pengairan berbasis energi terbarukan dan digital.

SIUMA memanfaatkan sensor kelembapan tanah berbasis Internet of Things (IoT), yang terhubung ke grup WhatsApp para petani. Teknologi ini memungkinkan pemantauan kondisi tanah dan pengambilan keputusan irigasi secara real time. Pengoperasian sistem ini didukung oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 21 kWp dan sistem mikrohidro yang dibangun menggunakan limbah non-B3, berupa selang bekas mobil distribusi avtur milik Pertamina.

“Desa Uma Palak merupakan salah satu dari 172 program Desa Energi Berdikari (DEB) yang tersebar di Indonesia,” ujar VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso. Ia menambahkan bahwa 31 desa dari jumlah tersebut difokuskan pada penguatan ketahanan pangan, termasuk Desa Uma Palak Lestari.

“Pemanfaatan energi terbarukan di DEB Uma Palak Lestari berhasil mengurangi emisi karbon hingga 27,3 ton CO ekuivalen per tahun,” kata Fadjar. Selain itu, program ini membawa manfaat nyata bagi 408 petani, termasuk 24 perempuan petani, yang kini mendapatkan akses terhadap energi bersih, pelatihan pertanian organik, serta peluang ekonomi baru melalui pengembangan wisata dan produk hasil tani.

Menurut Lurah Peguyangan, I Gede Sudi Arcana, inovasi ini mampu menekan biaya operasional pertanian hingga Rp 700 ribu per bulan. Lebih dari itu, produksi padi organik meningkat dari 5,1 ton/ha menjadi 7,5 ton/ha, atau naik sekitar 2,3 kali lipat. Total omzet dari lima hektare sawah organik yang dikelola warga kini mencapai Rp 476 juta per tahun.

Para petani juga telah menggunakan traktor listrik dalam proses olah lahan, sehingga mampu menghemat biaya operasional dari Rp 25 ribu per are menjadi Rp 15 ribu per are. Kemajuan ini membuat DEB Uma Palak berkembang menjadi kawasan ekowisata edukatif dengan fasilitas ruang terbuka hijau, jalur joging, kafe, dan camping ground, yang mampu menarik 72 ribu wisatawan per tahun serta menambah pendapatan warga hingga Rp 64 juta per tahun.

Program DEB merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam mendukung transisi energi sekaligus mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), seperti TPB 2 (Tanpa Kelaparan), TPB 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), dan TPB 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Sebagai pemimpin dalam transisi energi di Indonesia, Pertamina terus menunjukkan langkah nyata dalam mencapai target Net Zero Emission 2060, melalui pendekatan berbasis komunitas dan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang terintegrasi dalam seluruh aktivitasnya.(*)

Tempo

Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus