Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Surya Pringga Dermayu Gelar Pertunjukkan Bujanggaan

Upaya melestarikan tradisi membaca manuskrip kuno.#InfoTempo

5 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Upaya melestarikan tradisi membaca manuskrip kuno.
Perbesar
Upaya melestarikan tradisi membaca manuskrip kuno.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tradisi pembacaan manuskrip pernah populer di Jawa Barat sejak abad ke-18. Beragam penamaan seperti Mamaca, Mamaos, Macapat, dan Waosan dikenal oleh masyarakat pada masa silam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tradisi ini juga dilaksanakan oleh masyarakat Kabupaten Indramayu, Jawa Barat sebagai media untuk menyebarkan ilmu pengetahuan, agama, dan nilai-nilai luhur kearifan lokal dengan nama Bujanggaan. Sayangnya, tradisi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia pada tahun 2021 ini terancam punah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena itu, Yayasan Surya Pringga Dermayu menginisiasi program pelestarian dengan mengadakan pertunjukkan tradisi Bujanggaan dengan tema “Senandung Bujangga di Kota Mangga” di Desa Cikedung Lor, Kecamatan Cikedung, Indramayu, pada Sabtu, 30 September 2023. Pertunjukkan membaca manuskrip kuno dan beragam kesenian Indramayu ini berlangsung meriah. 

Kegiatan ini juga dihadiri perwakilan Kemendikbudristek dan Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Indramayu, Dinas Perpustakaan dan Arsip Indramayu, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Indramayu, Pemerintah Desa Cikedung Lor, dan Dewan Kesenian Indramayu.

Ketua Yayasan Surya Pringga Dermayu, Sri Tanjung Sugiarti Tarka, mengatakan kegiatan ini melibatkan maestro tradisi Bujanggaan Indramayu, Ki Lebe Warki, berikut para seniman dari sanggar-sanggar yang ada di Indramayu. "Tujuan kegiatan ini selain pelestarian tradisi Bujanggaan, juga sebagai momentum upaya sinergitas seluruh elemen pelestari seni dan budaya di Indramayu termasuk di dalamnya pemerintah menjelang hari jadinya yang ke-496," kata dia.

Karena itu, Sri melanjutkan, pihaknya menghadirkan pula beragam pertunjukkan seni mulai dari Tari Topeng Indramayu, Tari Rudat Krasak, Tari Klana, Tari Rangdu Kentir, Tari Ronggeng Ketuk, dan Berokan.

Tak hanya pertunjukkan tradisi Bujanggaan, Yayasan Surya Pringga Dermayu juga menggelar aktivitas ramah anak di tengah acara bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip dengan menghadirkan perpustakaan keliling. “Pada dasarnya tradisi Bujanggaan merupakan aktivitas literasi. Karena itu, kegiatan ini merupakan momentum untuk menumbuhkan tingkat literasi anak-anak Indramayu," kata Bupati Indramayu Nina Agustina.

Selain itu, menurut Nina, dukungan penuh terhadap kegiatan ini merupakan bentuk nyata hadirnya pemerintah baik pusat maupun daerah terhadap masyarakat untuk bersama-sama melestarikan seni dan tradisi yang ada di Kabupaten Indramayu. "Demi kemaslahatan masyarakat".

Pertunjukkan tradisi Bujanggaan ini merupakan rangkaian akhir dari program pelestarian yang digagas Yayasan Surya Pringga Dermayu melalui dukungan program Dana Indonesiana Kemendikbudristek tahun 2022. Koordinator Litbang Yayasan Surya Pringga Dermayu, Abdullah Maulani, mengatakan selama satu tahun, pihaknya menggagas penerjemahan manuskrip-manuskrip tradisi Bujanggaan dan mengalihmediakannya ke dalam bentuk komik digital yang dapat diakses secara terbuka melalui laman http://bujangga.id.

Iklan

Artikel iklan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus