Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Wujudkan IPTEK dan Inovasi yang Bermanfaat bagi Masyarakat

IPTEK dan inovasi bukan sesuatu yang eksklusif dan menyulitkan, justru keberadaannya dapatmenjadi solusi atas berbagai permasalahan.

12 November 2020 | 19.19 WIB

Menristek/Kepala BRIN, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, saat wawancara daring, pada Rabu, 4 November 2020.
Perbesar
Menristek/Kepala BRIN, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, saat wawancara daring, pada Rabu, 4 November 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL -- Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) seringkali dianggap eksklusif, jauh dari kehidupan masyarakat umum, bahkan dilihat sebagai wilayah para peneliti, akademisi serta kaum elit pendidikan. Padahal, kehidupan masyarakat tidak lepas dari penggunaan berbagai produk hasil inovasi IPTEK, seperti smartphone, televisi, obat-obatan dan lain sebagainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan bahwa inovasi perlu diarahkan pada segala sesuatu yang sifatnya praktis. “Karena itu, program dari Kementerian kami (Kemenristek) adalah bagaimana membumikan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi itu sendiri,” ujarnya dalam wawancara daring, pada Rabu, 4 November 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menristek menyampaikan bahwa untuk mendekatkan IPTEK dan inovasi pada berbagai aktivitas keseharian masyarakat, pihaknya melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang menjadi fokus Kementerian lain. Salah satunya adalah dukungan pada wirausaha, khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hadirnya riset dan teknologi justru dapat menjadi faktor penentu keberhasilan dan peningkatan daya saing berbagai produk yang dijual.

“Karena itu, sejak 2014 kami sudah mempunyai program PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi) yang rebranding jadi ‘Startup Inovasi Indonesia’ dan diharapkan akan melahirkan pengusaha-pengusaha Indonesia masa depan,” kata Menteri Bambang.

Kemenristek/BRIN juga mengorganisir berbagai riset dan inovasi secara sistematis melalui Prioritas Riset Nasional. Terdapat 49 produk prioritas yang ditargetkan selesai pada tahun 2020 dengan 4 produk super prioritas, yaitu Katalis Merah Putih, garam industri terintegrasi, Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) dan Pesawat Amphibi N219A.

Kemudian, sebagai penutup rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-25 pada bulan Agustus lalu, Kemenristek/BRIN juga akan menyelenggarakan Inovasi Indonesia Expo secara virtual, pada 10-13 November 2020. Para pengunjung diharapkan dapat mengetahui perkembangan inovasi terbaru serta semakin dekat dengan dunia IPTEK dan inovasi.

“Intinya kami ingin memperkenalkan yang namanya ilmu pengetahuan dan teknologi inovasi itu bukan sesuatu yang eksklusif, bukan sesuatu yang menyulitkan, tapi justru sesuatu yang sebenarnya bermanfaat bagi hidup kita semua,” kata Bambang.

Tetap Berinovasi di Tengah Pandemi

Menyikapi pandemi Covid-19 pada awal 2020, Kemenristek/BRIN merelokasi sumber dayanya untuk melakukan inovasi terkait penanggulangan Covid-19. Namun, Prioritas Riset Nasional diupayakan untuk tetap berjalan sesuai rencana.

Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 pun dibentuk untuk mempercepat produksi berbagai inovasi penanggulangan Covid-19 dalam skala besar, agar dapat segera digunakan masyarakat.

Selain itu, kegiatan seperti pelatihan “Indonesia Memanggil” Penanganan SARS CoV-2, Riset dan Inovasi Diaspora, hingga berbagai kegiatan kepedulian sosial berbasis inovasi juga dilakukan. 

Kemenristek/BRIN pun mendapat tugas sebagai Ketua Tim Pengembangan Vaksin di Indonesia, khususnya Vaksin Merah Putih. “Bibit vaksin ini diteliti dan dikembangkan oleh peneliti Indonesia dengan menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia dan nantinya juga akan diproduksi di Indonesia,” tutur Bambang.

Menurutnya, pengadaan Vaksin Merah Putih cukup vital, mengingat penduduk Indonesia mencapai 270 juta orang dan virus Covid-19 tidak dapat sirna dalam waktu singkat. Dalam pengembangan vaksin ini, Kemenristek/BRIN bekerja sama dengan 4 Universitas dan 2 Lembaga (Eijkman, LIPI, UI, ITB, UGM dan Unair).

Diperkirakan, pada Triwulan pertama 2021, bibit vaksin dapat diserahkan pada Bio Farma untuk uji klinis serta BPOM untuk perizinan. “Harapan kami, pada Triwulan keempat sudah dapat diproduksi secara massal dan selanjutnya proses vaksinasi,” kata Menristek.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus