Tiga ibu mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi yang meminta dibolehkannya penggunaan narkotik golongan I untuk kesehatan. Pengajuan ini mereka lakukan demi kesembuhan anaknya yang mengidap kelumpuhan otak atau cerebral palsy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika, tanaman ganja termasuk dalam daftar narkotik golongan I. Pasal 8 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan, narkotik golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, termasuk ganja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menilai wacana legalisasi ganja untuk medis harus disikapi dengan hati-hati. Menurutnya, perlu kajian yang komprehensif dengan melibatkan para pakar.
“Kita harus berhati-hati menyikapi wacana ini, bukan latah. Artinya sebelum ganja medis dilegalkan, terlebih dahulu dilakukan kajian komprehensif yang libatkan segala unsur terkait, khususnya para medis dan psikolog,” kata Rahmad Handoyo dalam keterangannya Rabu 29 Juni 2022.
Jenis Ganja
- Cannabis sativa
- Cannabis indica
- Cannabis ruderalis
Senyawa dalam ganja
- Terpenoid
- steroid
- hidrokarbon
- alkaloid
- karbohidrat
- flavonoid
- alkohol
- alkanon
- asam lemak
- amida
- vitamin
- unsur-unsur mineral.
Struktur molekul cannabinoid
Sebanyak 66 cannabinoid diperoleh dari ekstrak cannabis. Senyawa tersebut dibedakan berdasarkan struktur molekul, yaitu:
- Cannabigerol (CBG)
- Fungsi: bioaktif sebagai antibiotik, antijamur, antiradang, dan analgesik.
- Cannabichromene (CBC)
- Fungsi: bioaktif sebagai antibiotik, antiradang, antijamur, dan analgesik.
- Cannabidiol (CBD)
- Fungsi: bioaktif sebagai antibiotik, anticemas, antipsikotik, analgesik, antiradang, antioksidan, antidiabetik, dan antispasmodik.
- Tetrahydrocannabinol (THC)
- Fungsi: bioaktif sebagai euforia, analgesik, antiradang, antioksidan, dan antiemetik.
- Cannabinol (CBN)
- Fungsi: bioaktif sebagai sedatif, antibiotik, antikonvulsan, dan antiradang.
- Cannabicyclol (CBL)
- Cannabielsoin (CBE)
- Cannabitriol (CBT)
- Campuran struktur molekul
Manfaat Ganja
Jika digunaan di waktu yang tepat, ganja dalam penanganan medis bisa berguna mengurangi efek atau keluhan:
Sejumlah jenis kanker
- Cerebral palsy (lumpuh otak)
- Epilepsi
- Diabetes
- HIV/AIDS
- Asma
- Gangguan kulit
- Tekanan darah tinggi
- Depresi
- Gangguan atensi
Rekomendasi WHO
Pada 2019, WHO menyatakan senyawa Cannabidiol atau CBD tidak memabukkan. WHO juga merekomendasikan peningkatan penggunaan ganja dan komponennya untuk tujuan medis.
Kemungkinan efek samping ganja medis
- Peningkatan detak jantung
- Pusing
- Konsentrasi dan memori terganggu
- Waktu reaksi lebih lambat
- Interaksi obat-ke-obat yang negatif
- Peningkatan risiko serangan jantung dan stroke
- Nafsu makan meningkat
- Potensi kecanduan
- Halusinasi atau penyakit mental
Cara menggunakan ganja medis
- Diisap
- Menarik napas melalui alat yang disebut alat penguap yang mengubahnya menjadi kabut
- Dimakan bersama makanan lain
- Dioleskan ke kulit
- Diteteskan beberapa di bawah lidah
INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO

Artika Rachmi Farmita