Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok bersenjata Syiah di Yaman, Houthi, telah menculik lebih dari 15 artis, vokalis, penata suara, dan pemilik gedung pernikahan pada perayaan Idul Adha di Amran, Yaman utara pada Selasa, 2 Juli 2024. Kelompok itu juga menyita alat musik mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Al-Araby Al-Jadeed, penculikan itu dipimpin dan diawasi oleh pemimpin milisi Houthi, Abu Kharfshah, yang menjadi direktur keamanan di daerah tersebut dan ingin melarang musik pop di pesta pernikahan dan pesta lain dan menggantikannya dengan lagu-lagu Houthi. Houthi menciduk para korban dari rumah mereka, pos pemeriksaan Houthi, dan bahkan ada yang baru pulang dari pesta pernikahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penculikan ini sebagai bagian dari upaya Houthi untuk melarang lagu-lagu populer dibawakan di pesta pernikahan dan upacara. Pada Mei lalu, kelompok ini menculik artis populer Hashem Al-Sharafi, Muhammad Al-Dahimi, dan distributor musik Mabrouk Al-Dahimi dari aula pernikahan dan membawa mereka ke sebuah penjara di Amran, daerah yang mereka kuasai.
Menurut Al-Araby Al-Jadeed, ada sedikitnya 20 artis dan musisi di penjara itu pada Mei lalu dan Houthi menolak untuk melepaskan mereka. Kelompok itu menuntut agar mereka menandatangani perjanjian tertulis untuk tidak lagi menyanyikan lagu populer di pesta pernikahan dan menggantikannya dengan lagu kelompok itu.
Pada Mei lalu, Houthi telah melarang pernikahan massal untuk 160 calon pengantin di Kota Hababa, Amran karena ada artis yang bernyanyi pada upacara tersebut. Pada tahun 2021, mereka menculik artis muda Aseel Abu Bakr setelah menyerbu aula pernikahan tempat dia bernyanyi di area altar di Sanaa, ibu kota Yaman, dan membawanya ke kantor polisi. Polisi membenarkan tindakan tersebut dengan mengatakan bahwa artis itu telah melampaui waktu yang ditentukan untuk merayakan pernikahan, yang seharusnya selesai pada pukul sembilan malam, padahal sudah menjadi kebiasaan masyarakat Yaman untuk merayakan pernikahan hingga dini hari.
Beberapa hari setelah kejadian ini, orang-orang bersenjata Houthi menculik artis Youssef Al-Badji di depan rumahnya di Sanaa. Ini terjadi setelah siaran program “Tamu Seni” yang dibawakan oleh Youssef ditayangkan di saluran satelit Yemen Shabab.
Pada November 2018, kelompok bersenjata Houthi membunuh seorang pengantin pria bernama Amer Al-Hattabi pada malam pernikahannya di depan ayahnya di Distrik Hamdan, Sanaa.
“Yaman, negara yang kaya akan warisan budaya dan seni, kini mengalami kemerosotan parah di bidang seni akibat praktik milisi Houthi, yang menguasai sebagian besar negara, memberlakukan pembatasan ketat terhadap seni dan seniman, yang menyebabkan keringnya sumber kreativitas dan kegembiraan dalam masyarakat Yaman,” kata penyair Fathi Abu Al-Nasr kepada Al-Arabi Al-Jadeed.
Milisi Houthi juga menutup 14 toko yang menjual DVD film, musik, dan film seri di beberapa wilayah di Sanaa sebagai bagian dari pembatasan kebebasan yang terus dilakukan kelompok tersebut pada Agustus 2023. Menurut Asharq Al Awsat, Houthi melakukannya seusai arahan pemimpin mereka, Abdul-Malik al-Houthi, dalam strategi “soft war”.
Houthi mendorong toko-toko itu untuk menjual “Zawamel”, lagu yang mempromosikan kudeta dan perang yang telah mereka lakukan selama sembilan tahun melawan pemerintah Yaman. Seorang pemilik toko di Sanaa mengatakan bahwa anggota Houthi memaksa mereka untuk membayar royalti sebagai hukuman karena menjual “lagu dan sinetron tidak senonoh” yang mempromosikan hasutan.
Seorang pemilik kafe di Sanaa juga melaporkan bahwa dia mendapat teguran keras dari pemimpin Houthi saat memutar lagu karya Ayoob Tarish Absi, musisi legendaris negeri itu. Ayoob adalah penyanyi dan musisi yang menciptakan “United Republic,” lagu nasional Yaman.
Pilihan editor:
- Dampak Pembubaran Kabinet Perang Benjamin Netanyahu
- KPK Arab Saudi Tangkap 155 Pejabat dalam Ribuan Kasus Selama Musim Haji 2024
- Houthi Serang Lagi Kapal Israel, Kapal Tanker Amerika Serikat, dan Kapal Dagang Inggris di Laut Merah