Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Malaysia telah memanggil anggota staf dari tempat perkemahan tanpa izin untuk membantu penyelidikan atas tanah longsor yang menewaskan sedikitnya 24 orang. Ini berlangsung saat pencarian orang hilang berlanjut untuk hari ketiga pada Minggu 18 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala polisi Hulu Selangor Suffian Abdullah mengatakan polisi telah menanyai operator dan dua pekerja di perkemahan di Peternakan Organik Ayah.
Pihak berwenang mengatakan pemiliknya diizinkan untuk mengoperasikan pertanian organik, tetapi belum mengajukan izin untuk menjalankan tiga tempat perkemahan di properti itu.
Pemilik peternakan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
"Hati kami terhubung erat dengan Anda, semoga almarhum beristirahat dalam damai... Doakan para korban yang selamat dan yang terluka," katanya di Facebook dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada para korban dan keluarga mereka.
Para korban, termasuk tujuh anak, meninggal setelah tanah longsor menerjang tempat perkemahan pada Jumat dini hari saat mereka tidur di tenda-tenda di Batang Kali, Genting Highlands. Ini merupakan daerah perbukitan yang populer sekitar 50 kilometer utara ibukota Kuala Lumpur.
Dari 94 orang yang terjebak dalam tanah longsor, 61 selamat dan sembilan masih hilang, kata departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan negara bagian Selangor.
Tim pencari dan penyelamat telah meningkatkan jumlah ekskavator dan anjing penyelamat untuk menemukan para pekemah yang mungkin terperangkap di bawah lumpur dan puing-puing. Namun, hujan lebat meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya tanah longsor lebih lanjut.
Kepala pemadam kebakaran dan penyelamatan negara bagian Norazam Khamis pada Sabtu mengatakan peluang untuk menemukan lebih banyak orang yang selamat sangat kecil. Hal ini disebabkan kurangnya oksigen dan beratnya lumpur yang menekan di lokasi.
Penyelidikan awal menunjukkan tanggul sekitar 450.000 meter kubik tanah telah runtuh. Tanah longsor dari ketinggian sekitar 30 meter dan menutupi area seluas sekitar 0,4 hektar.
Upacara Pemakaman
Pada Sabtu malam, keluarga Nurul Azwani Kamarulzaman, 31 tahun, yang tewas dalam tragedi tersebut, mengadakan pemakaman di sebuah pemakaman di Kuala Lumpur.
Nurul Azwani, pembantu dapur di kantin sekolah, melakukan perjalanan dua malam bersama guru dan siswa. Dia dijadwalkan untuk kembali pada hari Jumat, hari bencana.
"Kami tidak pernah mengharapkan bencana alam terjadi," kata saudara iparnya, Mohd Shazwan Ashraf Mohamad Saberi, kepada Reuters. "Kami masih belum dapat mengatasi musibah ini."
Tanah longsor biasa terjadi di Malaysia, tetapi biasanya hanya terjadi setelah hujan lebat. Banjir juga biasa terjadi, dengan sekitar 21.000 orang mengungsi tahun lalu akibat hujan lebat di tujuh negara bagian.
REUTERS