Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

3 Hal Penting yang Perlu Diketahui Soal Kudeta di Mali

Presiden Ibrahim Boubacar Keita akhirnya lengser dari kursi kepemimpinan usai kudeta di Mali yang dipimpin prajurit AD. Ada cerita panjang di baliknya

19 Agustus 2020 | 16.16 WIB

Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita (kiri) dan PM Boubou Cisse.
Perbesar
Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita (kiri) dan PM Boubou Cisse.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ibrahim Boubacar Keita serta Perdana Menteri Boubou Cisse akhirnya lengser dari kursi kepemimpinan Mali. Sekelompok prajurit militer Angkatan Darat Mali mengorganisir aksi kudeta untuk mengambil alih kepemimpinan usai krisis panjang di sana.

Berikut adalah sejumlah informasi penting terkait Kudeta di Mali yang dikumpulkan Tempo dari berbagai sumber:

1. Bermula di Kati
Rentetan peristiwa Kudeta di Mali berawal dari aksi Kolonel Malick Diaw dan Jenderal Sadio Camara di Kati. Usai mengambil alih kamp militer di sana, yang berjarak kurang lebih 15 kilometer dari pusat Bamako, mereka memimpin iring-iringan pasukan kudeta ke kediaman Presiden Ibrahim Boubacar Keita. Sepanjang perjalanan, konvoi mereka disoraki warga yang mendukung mundurnya Keita.

Mereka tiba di kediaman Ibrahim Boubacar Keita sore harinya. Di sana, mereka langsung menculik Keita. Sejumlah pejabat, yang tengah berkumpul di kediaman Keita, pun ditahan. Salah satunya adalah Perdana Menteri Boubou Cisse.

Hingga berita ini ditulis, belum diketahui jumlah pasti pasukan yang terlibat upaya kudeta ini. Apa saja permintaan mereka, selain melengserkan Keita, juga belum detail. Kabar yang beredar, upah, konflik dengan jihadis, serta kebencian terhadap Keita adalah beberapa dari pemicu kudeta tersebut.

Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita. Reuters

2.Kebencian Terhadap Keita
Presiden Ibrahim Boubacar Keita bukan figur yang populer di Mali. Ketika ia memenangkan pilpres untuk kedua kalinya di tahun 2018, warga mencurigai dia bermain curang. Apalagi, selama dia memimpin, korupsi, mismanajemen, serta krisis ekonomi terjadi. Hal itu diperburuk dengan berbagai aksi kekerasan dan konflik melawan jihadis yang tak kunjung reda.

Beberapa bulan menjelang kudeta, rakyat semakin keras mendesak Keita mundur. Salah satu gerakan dipimpin oleh imam populis, Mahmoud Dicko.

3.Dikceam Berbagai Negara
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mendesak pasukan kudeta untuk membebaskan Ibrahim Boubacar Keita serta pejabat Mali lainnya. Selain itu, PBB juga meminta restorasi konstitusi paska operasi kudeta usai. Kabar terakhri, Dewan Keamanan PBB telah menggelar rapat darurat untuk merespon situasi di Mali.

Kecaman juga datang dari komunitas Ecowas yang beranggotakan negara-negara Afrika Barat. Menurut mereka, kudeta tersebut datang di saat yang tak tepat ketika Ecowas tengah memediasi segala pihak terkait kisruh di Mali. Sebagai hukuman, segala perbatasan dengan Mali ditutup, aktivitas ekonomi ke sana dihentikan, dan Mali dikecualikan dari proses pengambilan keputusan di Ecowas.

Di Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta para anggota pasukan kudeta untuk segera kembali ke barack dan menghentikan operasi mereka. Menanggapi kecaman-kecaman tersebut, pasukan kudeta mengatakan bahwa mereka akan membentuk proses transisi sipil untuk memastikan pemilu baru bisa terlaksana.

ISTMAN MP | REUTERS | CNN


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus