Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mehdi Farahi, Wakil Menteri Pertahanan Iran pada Sabtu, 3 September 2022, mengungkap telah mempersenjatai 51 kota di negara itu dengan sistem pertahanan sipil untuk menggagalkan setiap kemungkinan serangan asing. Hal itu diungkap oleh Farahi di tengah ketengan Iran dengan Israel dan Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini adalah peralatan pertahanan sipil yang memungkinkan militer Iran mengidentifikasi dan memantau ancaman-ancaman dengan menggunakan software round-the-clock sesuai dengan jenis ancaman dan risiko,” kata Farahi.
Sejumlah kapal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) melakukan manuver dekat kapal Angkatan Laut AS yang sedang patroli di teluk Persia pada 15 April 2020. Kapal-kapal IRGC mendekati kapal perang Amerika dalam jarak 10 yard atau 9,1 meter. U.S. Navy/Handout via REUTERS.
Menurut Farahi, bentuk petempuran saat ini telah menjadi lebih rumit dan tergantung pada kekuatan masing – masing negara. Di antara bentuk perang yang dimaksud Farahi adalah kejahatan siber, serangan radioaktif dan senjata biologi yang telah menggantikan perang-perang klasik. Dia tidak menyebutkan negara mana saja yang bisa mengancam Iran.
Iran menuduh Israel dan Amerika Serikat melakukan serangan siber dalam beberapa tahun terakhir, hingga merusak infrastruktur negara. Tuduhan Iran itu, tidak dibantah atau pun dikonfrimasi. Iran juga menuduh Israel mensabotase fasilitas-fasilitas nuklirnya.
Ketegangan militer Iran dan Amerika Serikat sudah lama menciptakan ketegangan di kawasan. Dalam insiden terakhir, Iran menyita drone militer America Serikat yang sedang melintas di Laut Merah pada pekan ini. Ketegangan masih saja terjadi kendati kedua negara sama-sama ingin menghidupkan lagi pembicaraan soal nuklir.
Sebelumnya pada Selasa, 30 Agustus 2022, Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan telah menggagalkan upaya Garda Revolusi Iran yang ingin menangkap kapal tak berawak yang dioperasikan oleh Armada ke-5 Amerika Serikat di Teluk. Iran mengatakan kapal tak berawak tersebut membahayakan lalu-lintas maritim.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.