Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Bersenjata Singapura akan mengurangi durasi dan frekuensi program wajib militer kepada anak-anak muda Singapura. Keputusan ini diambil setelah Aloysius Pang, 28 tahun, aktor dari Singapura meninggal dalam sebuah latihan militer di Selandia Baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari aljazeera.com, Jumat, 25 Januari 2019, nyawa Pang tak terselamatkan ketika sedang berusaha memperbaiki tabung pada sebuah senjata laras panjang. Tabung yang menempel di badan senjata itu, meledak saat diutak-atik Pang hingga melukai bagian perut dan dadanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia sempat dilarikan ke sebuah rumah sakit di Selandia Baru dan menggunakan alat bantu kehidupan. Namun pada Kamis, 24 Januari 2019, dia dijemput kematian.
Aloysius Pang, 28 tahun, aktor dari Singapura meninggal dalam sebuah latihan militer di Selandia Baru. Sumber: The Straits Times
Panglima Angkatan Bersenjata Singapura Melvyn Ong, mengatakan Militer Singapura akan memperbaiki program wajib militer ini dengan berfokus pada keamanan seluruh personil.
“Pengurangan durasi wajib militer ini akan diikuti dengan keamanan yang menjadi prioritas. Kami ingin melakukan ini dengan baik, kami ingin melakukan setiap aktivitas dengan aman dan benar,” kata Ong, Kamis, 24 Januari 2019, tanpa menjelaskan berapa banyak pengurangan yang dilakukan.
Sebelumnya surat kabar The Straits Times mewartakan setiap program wajib militer sekarang mulai dipertimbangkan apakah terlalu cepat atau terlalu sering.
Singapura memberlakukan wajib militer kepada laki-laki yang telah menginjak usia 18 tahun. Aturan ini berlaku bagi mereka yang berstatus warga negara dan penduduk tetap Singapura. Wajib militer ini berlangsung selama dua tahun baik itu di Angkatan Bersenjata, Kepolisian atau Pertahanan Sipil Singapura.
Pemerintah Singapura mengatakan wajib militer membantu terbangunnya kohesi nasional dan kebanggaan sebagai warga negara Singapura. Program ini juga membantu pemuda Singapura memperkuat karakter diri, pendewasaan dan mengembangkan bakat kepemimpinan mereka.