Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengatakan pada Jumat, 30 Maret 2018, bahwa mereka sama sekali tidak mendapatkan informasi rencana penarikan pasukan Amerika Serikat dari Suriah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SDF adalah milisi yang mendapatkan dukungan persenjataan dan pelatihan militer dari pasukan Amerika Serikat untuk menghadang perlawanan ISIS di Suriah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pengunjuk rasa menggelar aksinya di depan Gedung Putih dalam melakukan aksi protes atas serangan rudal Amerika Serikat ke Suriah di Washington, DC, 7 April 2017. (Eric Thayer/Getty Images)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis, 29 Maret 2018, mengindikasikan akan menarik seluruh pasukannya dari Suriah. "Penarikan itu sesegera mungkin akan dilakukan," ucap Trump sebagaimana dikutip Channel News Asia, Jumat.
SDF dipelopori oleh milisi Kurdi YPG menjadi mitra utama pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat di Suriah berperang melawan ISIS. Menurut Pentagon, Amerika Serikat menempatkan sekitar 2.000 personel di Suriah untuk memberikan dukungan kepada SDF menghadapi ISIS.
Tentara yang dipercara dari pasukan Kurdi berdiro dibelakang gedung yang hancur akibat serangan udara Amerika Serikat di puat kota Kobani, Suriah, 15 November 2014. REUTERS/Osman Orsal
"Pekerjaan dan koordinasi kami dengan pasukan koalisi masih terus berlanjut dalam kerangka mendukung program dan operasi bersama di semua sektor," kata juru bicara SDF, Kino Gabriel, kepada Reuters melalui pesan tertulis.
Ketika ditanya wartawan mengenai pernyataan Trump, dia mengatakan, "Tidak jelas." Selanjutnya, dia menambahkan bahwa penyataan yang disampaikan Trump belum ada konfirmasi dari pejabat pemerintahan.
Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Heather Nauert, saat ditanya mengenai penarikan pasukan, dia mengatakan belum tahu tentang rencana tersebut.