Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Apia - Jika di Mesir dan Afganistan, anak-anak perempuan dipaksa menyamar sebagai laki-laki, di Samoa sebaliknya. Anak laki-laki dibesarkan layaknya anak perempuan di negara kepulauan yang terletak di samudara Pasifik bagian selatan.
Budaya Samoa mengenal tradisi yang disebut Fa'afafine Samoa -atau Fafa yang artinya pria yang dibesarkan dan mengidentifikasinya sebagai wanita. Mereka ini kebanyakan menjalin hubungan dengan heteroseksual dan umumnya bukan gay.
Di Samoa, identitas gender sangat didasarkan pada peran seseorang dalam sebuah keluarga. Bila sebuah keluarga tidak punya anak perempuan sedangkan banyak putranya, tidak aneh salah satu dari putra itu dibesarkan sebagai gadis.
Berita Terbaru:
Duh, Ditahan, Vitalia Malah Foto Sama Kapolsek: Ada apa?
Ditahan KPK, OC Kaligis Bicara Soal Gubernur & Suap Hakim
Malah di Fa'afafine atau praktik membesarkan anak laki sebagai gadis dan atribut kebudayaan tradisional yang berkaitan dengan wanita begitu mengakar di masyarakat Polinesia.
Beberapa tetua Polinesia percaya ada anak lelaki yang lahir dengan 'spirit Fa'afafine', sementara yang lain mengatakan budaya itu lahir dari kebiasaan.
Laki-laki seperti Leo Tanoi, yang merasa tidak memiliki spirit Fa'afafine, boleh saja dinobatkan sebagai Fafa di keluarganya yang penuh laki-laki. Namun menurut Leo, cara ini tidak selalu berhasil.
"Ingatan yang saya punya tentang hal ini cuma kekerasan fisik melulu. Banyak kekerasan fisik, celana saya dipeloroti, mengikat tubuh, memukuli di depan orang banyak. Semacam itu," kata Leo. "Saya terbiasa diberitahu bahwa saya adalah perempuan. Saat-saat itu sangat sunyi dan saya rasa orang tidak tahu betapa sepinya itu."
Kekerasan tidak berasal dari ibu Leo tapi dari keenam saudara laki-lakinya dan anak-anak laki-laki seusia di lingkungannya yang ingin membuat Leo tangguh agar memperoleh kembali kejantanannya. Dengan kekerasan itu yang diperparah dorongan ke arah femintas oleh ibunya menyebabkan ia sangat bingung.
"Apa yang saya alami benar-benar berpengaruh dan saya pikir keluarga saya tidak tahu waktu itu saya jadi penghisap bensin. Selama masa remaja saya melakukan itu. Itu pelarian saya dari kekerasan fisik dan mental yang saya derita," ucap Leo.
Selanjutnya: Membuktikan sisi maskulin..,
Akibatnya ia berniat membuktikan sisi maskulin kepada keluarga dengan cara-cara yang tidak biasa. Pada akhirnya ia memilih olahraga sepakbola yang ia anggap sebagai olahraga macho yang bisa menyelamatkannya. Leo mengatakan sepakbola adalah satu-satunya yang membuatnya terus hidup. Di umur 21, ia bermain untuk tim utama klub Cronulla Sharks.
Tak seperti Leo, Phimeas Hartmon merasa ia memang lahir dengan membawa spirit Fa'afafine. Ia mengambil peran Fafa di keluarganya dan memiliki masa kecil yang indah. Meski dibesarkan lebih sebagai gadis ketimbang laki-laiki, sekarang ia hidup sebagai pria.
Baca juga:
Heboh Pohon Uang, Duit Rp 2,6 M Mendadak Jatuh Bak Daun!
Majikan Tergoda Rayuan Pembantu, Rp 51 Juta Raib
"Fa'afafine tahu mereka adalah laki-laki pada akhirnya, namun beberapa memiliki sisi feminim yang lebih kuat." "Saya merasa nyaman hidup dengan diri saya dan cara berpakaian saya, tapi saya punya sisi feminin yang dimiliki seorang Fa'afafine."
Ada juga orang-orang seperti Ymania yang besar dengan perilaku kewanita-wanitaan.
Ymania lahir sebagai laki-laki tapi mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan sejak sangat kecil dan terus hidup, berpakaian, dan berperilaku seperti perempuan.
"Saya diasuh dengan sangat baik di Samoa. Tidak ada hukuman atau larangan yang menentukan siapa diri saya. Dengan pemahaman, cinta, dan dukungan itu, saya diizinkan merasa untuk menjadi berbeda tidak masalah," ungkapnya.
Di komunitas Australia tempat tinggalnya, kata Ymania, mereka menghargai komitmen gender anak-anak. Jika anak yang lahir laki-laki, komitmeni orang tua adalah membesarkan anak itu sebagai laki-laki. Sama halnya jika yang lahir adalah perempuan. Tidak ada yang salah dengan itu. "Begitulah kami membesarkan anak-anak kami di masyarakat Barat. Itu berlaku juga bagi masyarakat Samoa, tidak ada yang salah dengan orang tua Samoa dengan membesarkan seorang anak sebagai Fa'afafine."
Ymania sebagai Direktur Teknis asosiasi Fa'afafine Samoa, mengatakan ada sekitar 3.000 Fa'afafine saat ini tinggal di seluruh Samoa dan sedikitnya 100 Fa'afafine di Australia.
SBS.COM.AU | BINTORO AGUNG S
Berita Terbaru:
Duh, Ditahan, Vitalia Malah Foto Sama Kapolsek: Ada apa?
Ditahan KPK, OC Kaligis Bicara Soal Gubernur & Suap Hakim
Tragedi Tiara: Ayah Pembunuh Anak Kandung Berkeliaran, Ibu Tiara Takut Keluar Rumah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini