Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Asosiasi Farmasi Kritik Rencana Joe Biden untuk Hapus Hak Paten Vaksin Covid-19

Joe Biden mendukung pengabaian hak paten vaksin Covid-19 untuk membantu negara-negara lain memerangi wabah virus corona.

6 Mei 2021 | 18.00 WIB

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang sektor lapangan pekerjaan dan ekonomi di Gedung Putih di Washington, AS, 7 April 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]
Perbesar
Presiden AS Joe Biden berbicara tentang sektor lapangan pekerjaan dan ekonomi di Gedung Putih di Washington, AS, 7 April 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Produsen dan Asosiasi Farmasi Internasional (IFPMA) pada Rabu mengatakan rencana Presiden AS Joe Biden untuk menghapus hak paten vaksin Covid-19 keliru dan menyerukan lebih banyak perjanjian transfer teknologi alih-alih pengabaian hak paten.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Pengabaian hak paten vaksin COVID-19 tidak akan meningkatkan produksi atau memberikan solusi praktis yang diperlukan untuk memerangi krisis kesehatan global ini. Sebaliknya, hal itu kemungkinan akan menyebabkan gangguan," kata IFPMA yang berbasis di Jenewa, yang mewakili perusahaan farmasi berbasis penelitian, dikutip dari Reuters 6 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tantangan sebenarnya adalah hambatan perdagangan, kemacetan dalam rantai pasokan, kelangkaan bahan mentah, dan kesediaan negara-negara kaya untuk mulai berbagi dosis dengan negara-negara miskin, katanya.

Pada Rabu Joe Biden menyuarakan dukungannya untuk pengabaian hak paten vaksin Covid-19 dalam sambutannya kepada wartawan, Reuters melaporkan. Dukungan Joe Biden atas pengabaian hak paten vaksin corona merupakan pembalikan tajam dari posisi AS sebelumnya.

Negosiator perdagangan utama Biden, Katherine Tai, mengatakan "ini adalah krisis kesehatan global, dan keadaan luar biasa dari pandemi COVID-19 menyerukan tindakan luar biasa."

Tai mengutarakan kekhawatiran yang berkembang bahwa wabah besar di India dapat memungkinkan munculnya strain mematikan yang kebal vaksin dan merusak pemulihan global.

Saham pembuat vaksin Moderna Inc dan Novavax Inc turun beberapa persen dalam perdagangan reguler, meskipun saham Pfizer Inc hanya turun sedikit.

Seorang pekerja medis menunjukkan vaksin Covid-19 Pfizer yang akan diberikan pada perawat Sandra Lindsay dan yang akan menerima dosis kedua di Long Island Jewish Medical Center di daerah Queens, New. York City, AS, 4 Januari 2021. REUTERS/Shannon Stapleton/Pool

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut langkah Biden sebagai "MOMEN MONUMENTAL DALAM PERANG MELAWAN # COVID19" di Twitter, dan mengatakan itu mencerminkan "kebijaksanaan dan kepemimpinan moral Amerika Serikat."

Perusahaan farmasi yang mengerjakan vaksin telah melaporkan pendapatan dan keuntungan yang tajam selama krisis. Kelompok lobi terbesar industri farmasi memperingatkan bahwa langkah Biden yang belum pernah terjadi sebelumnya akan merusak tanggapan perusahaan terhadap pandemi dan membahayakan keselamatan.

Satu sumber industri mengatakan perusahaan AS akan berjuang untuk memastikan pengabaian yang disepakati sesempit dan sebatas mungkin.

Biden mendukung pengabaian selama kampanye presiden 2020, di mana dia juga berjanji untuk terlibat kembali dengan dunia setelah empat tahun hubungan kontroversial antara mantan Presiden Donald Trump dan sekutu AS.

Biden berada di bawah tekanan yang semakin intensif untuk membagikan pasokan vaksin AS dan teknologi untuk memerangi virus di seluruh dunia.

Keputusan Joe Biden untuk pengabaian hak paten vaksin Covid-19 datang saat wabah gelombang kedua Covid-19 melanda India dan menyumbang 46% dari kasus virus corona yang tercatat di seluruh dunia minggu lalu.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus