Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mata Metin Tansal menatap lurus ke seberang ruangan restoran miliknya di Antakya, kota di selatan Turki. Deretan meja dan kursi kosong melompong. Tarikan napas panjang terdengar dari mulut pria Turki itu. Ia masih ingat, beberapa bulan sebelumnya meja dan kursi itu selalu terisi, sebagian besar oleh wisatawan asal Suriah. "Mereka biasanya datang beramai-ramai dengan bus," Tansal bercerita. Antakya, ibu kota Provinsi Hatay, memang hanya berjarak satu jam perjalanan dari perbatasan kedua negara.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo