Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk di sebuah desa di Cina terlibat dalam perseteruan, yang didasari keserakahan, setelah mendapat sumbangan rumah mewah gratis dari seorang taipan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perseteruan bermula ketika 5 tahun lalu Chen Sheng, pendiri dan pemimpin perusahaan minuman Tiandi No 1 Beverage Inc, menyiapkan 200 juta yuan atau sekitar Rp436 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut media SCMP, dana ini akan digunakan untuk pembangunan 258 vila mewah di atas tanah yang disediakan pemerintah setempat di desa Guanhu, Provinsi Guangdong.
Chen sendiri merupakan penduduk desa setempat yang sukses menjadi miliarder setelah merantau ke kota.
Namun, kebaikan hati Chen untuk meningkatkan taraf hidup penduduk di kampung halamannya itu berujung masalah setelah hingga kini belum ada satupun orang menghuni vila mewah itu.
Namun, meskipun rumah-rumah telah siap untuk dihuni sejak akhir tahun lalu, namun belum bisa terlaksana karena pertengkaran antara penduduk desa tentang siapa yang harus mendapatkan satu, atau bahkan dua.
Rumah itu dibangun dengan model serupa, mencakup 280 meter persegi, lima kamar tidur, dua ruang keluarga, garasi dan taman kecil.
Pengembang juga menciptakan sungai buatan dengan jembatan di atasnya, lapangan basket dan bulu tangkis, dan bahkan panggung untuk menyelenggarakan opera tradisional.
Laporan itu tidak mengatakan bagaimana properti itu awalnya dialokasikan, tetapi Chen mengatakan dia membangunnya berdasarkan jumlah yang diperlukan berdasarkan sensus 2013, yang menyebut ada 190 kepala rumah tangga di desa itu.
Kini penduduknya semakin berkurang dan ada kelebihan pasokan hampir 70 rumah. Kelebihan itu yang akhirnya diperebutkan. Sebagian warga desa mengatakan mereka membutuhkan lebih dari satu rumah untuk menampung keluarga mereka yang sedang berkembang.
Reaksi penduduk desa terhadap sikapnya yang murah hati membuat Chen putus asa. "Segera setelah saya kembali ke desa, semua orang mulai membuat segala macam permintaan," katanya, seperti dilansir Oddity Central pada 6 April 2018. “Jadi saya tidak kembali lagi.”
Laporan itu mengatakan dia belum kembali ke Guanhu, Cina, selama dua tahun.