Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Emir Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah meninggal pada hari Sabtu, dalam usia 86 tahun. Ia wafat tiga tahun setelah mengambil alih kekuasaan di produsen minyak Teluk yang merupakan sekutu AS. .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebab kematiannya belum diungkapkan. Emir Kuwait itu dirawat di rumah sakit akhir bulan lalu karena masalah kesehatan. Namun kondisinya stabil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di umur 83 tahun, ia menjadi penguasa de facto Kuwait sejak 2021. Ia menyerahkan sebagian besar tugasnya sebagai emir kepada penerus Sheikh Meshal al-Ahmad al-Sabah.
Kuwait mengumumkan 40 hari berkabung dan penutupan departemen resmi selama tiga hari. Para pemimpin dunia memberikan penghormatan kepada Seikh Nawaf dan menyampaikan belasungkawa kepada penggantinya, Syekh Meshal, keluarga Al Sabah, dan rakyat Kuwait.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X bahwa dia sedih mendengar meninggalnya Syekh Nawaf, yang dia gambarkan sebagai teman baik Inggris yang akan dikenang dengan penuh kasih.
Presiden Emirat Sheikh Mohamed bin Zayed menulis di X bahwa Sheikh Nawaf adalah pemimpin bijaksana yang memainkan peran utama dalam memperkuat hubungan Kuwait-UEA.
Seikh Nawaf menjadi emir pada September 2020 setelah kematian saudaranya, Seikh Sabah, yang telah memerintah selama lebih dari satu dekade dan membentuk kebijakan luar negeri negara tersebut selama lebih dari 50 tahun.
REUTERS
Pilihan editor: Ukraina Masukkan Pemimpin Gereja Rusia dalam Daftar Pencarian Orang