Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengultimatum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis, 4 April 2024. Biden menekan Israel agar melindungi warga sipil Palestina dan pekerja bantuan asing di Gaza. Jika tidak, AS dapat mengurangi dukungan untuk Israel dalam perangnya melawan Hamas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seorang sumber mengetahui percakapan telepon antara Biden dan Netanyahu selama 30 menit. Ia mengatakan bahwa Biden mengutarakan kekhawatirannya dan Netanyahu membela diri soal tindakan Israel ke Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seorang pejabat senior Gedung Putih menggambarkan pembicaraan itu “sangat langsung, sangat lugas.” Pembicaraan tersebut melibatkan Wakil Presiden Kamala Harris, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Pesan tersebut diserukan menyusul serangan Israel yang menewaskan tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen (WCK) dan memicu kemarahan global. AS menyerukan agar Israel mengubah taktik militernya yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dalam beberapa bulan terakhir.
Gedung Putih tidak mengatakan secara pasti langkah apa yang ingin diambil Netanyahu, atau apa yang akan dilakukan jika Netanyahu gagal mengambil langkah tersebut. Namun para analis mengatakan ancaman tersiratnya adalah memperlambat transfer senjata AS ke Israel atau melemahkan dukungan AS di PBB.
Dennis Ross, seorang diplomat veteran AS yang sekarang bekerja di Washington Institute for Near East Policy mengatakan, Biden seperti ingin mengatakan bahwa ia akan memenuhi kebutuhan kemanusiaan. Atau ia tidak punya pilihan selain memberikan bantuan (militer).
Menjelang pemilihan presiden AS pada November mendatang, Biden sedang berjuang menyeimbangkan tekanan untuk mengendalikan Netanyahu. Kubu Demokrat progresif kecewa dengan jumlah korban jiwa warga sipil Palestina yang terus meningkat dan risiko yang mungkin mengasingkan sebagian besar pemilih independen yang pro-Israel. Sejauh ini dia menolak menetapkan persyaratan mengenai transfer senjata.
Gedung Putih mengatakan Biden menyerukan Israel untuk mengurangi kerugian sipil, penderitaan kemanusiaan, dan keselamatan pekerja bantuan. “Biden menjelaskan bahwa kebijakan AS sehubungan dengan Gaza akan ditentukan oleh penilaian terhadap tindakan segera Israel terhadap langkah-langkah ini,” ujar Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Pada Kamis malam, hanya beberapa jam setelah panggilan telepon tersebut, pemerintah Israel mengumumkan beberapa langkah untuk meningkatkan aliran bantuan ke Gaza. Israel membuka pelabuhan Ashdod dan penyeberangan Erez ke Gaza utara dan meningkatkan pengiriman bantuan dari Yordania. Tidak jelas apakah langkah-langkah tersebut akan cukup untuk memenuhi tuntutan AS.
REUTERS
Pilihan editor: Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar