Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Boris Johnson Dikabarkan Sebut Vaksinasi COVID-19 Sukses Karena Kapitalisme

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali menjadi sorotan. Ia dikabarkan menyebut kampanye vaksinasi COVID-19 Inggris sukses karena kapitalisme.

25 Maret 2021 | 07.30 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menerima suntikan vaksin Covid-19 di London, Inggris, Jumat, 19 Maret 2021. Johnson (56 tahun) menerima dosis pertama vaksin buatan Oxford/AstraZeneca. Frank Augstein/Pool via REUTERS
Perbesar
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menerima suntikan vaksin Covid-19 di London, Inggris, Jumat, 19 Maret 2021. Johnson (56 tahun) menerima dosis pertama vaksin buatan Oxford/AstraZeneca. Frank Augstein/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali menjadi sorotan. Ia dikabarkan menyebut kesuksesan kampanye vaksinasi COVID-19 di Inggris karena faktor kapitalisme. Adapun hal tersebut, menurut sejumlah sumber, disampaikan Boris Johnson dalam pertemuan mingguan Partai Konservatif.

"Kesuksesan vaksinasi COVID-19 di Inggris adalah hasil dari kapitalisme, hasil dari kerakusan," ujar Boris Johnson sebagaiman ditirukan sejumlah sumber, dikutip dari CNN, Rabu, 24 Maret 2021.

Menurut sumber-sumber tersebut, Johnson sadar dia sudah membuat pernyataan yang salah. Oleh karenanya, begitu pernyataan itu terlontar dari mulutnya, ia langsung meminta para peserta pertemuan untuk melupakan apa yang ia ucapkan.

"Sesungguhnya aku menyesal telah mengucapkan hal tersebut. Lupakan apa yang saya sampaikan," ujar Boris Johnson lagi.

Juru bicara Pemerintah Inggris mengomentari kabar tersebut. Sementara itu, juru bicara Partai Konservatif menganggap pernyataan Boris Johnson sungguh aneh. Penyebabnya, kata ia, Boris Johnson menjadikan sikap egois sebagai kunci dari keberhasilan Inggris melalui krisis.

"Jujur bakal sulit bagi Perdana Menteri untuk menyikapi dampak pernyataannya itu," ujar Partai Konservatif dalam keterangan persnya.

Seperti kata Partai Konservatif, pernyataan Boris Johnson, jika benar, memang keluar di momen yang salah. Sebab, di saat bersamaan, Uni Eropa tengah menyiapkan kebijakan pengetatan ekspor vaksin COVID-19 ke negara lain.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen memberikan pernyataan pers tentang hasil perundingan Brexit, di Brussel, Belgia 24 Desember 2020. [Francisco Seco / Pool via REUTERS]


Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Uni Eropa "iri" dengan Inggris yang berhasil mengamankan suplai vaksin COVID-19 dalam jumlah besar untuk terus menggenjot kampanye vaksinasinya. Sementara itu, Uni Eropa menghadapi situasi sebaliknya karena beberapa produsen vaksin memangkas pengiriman suplai untuk mereka.

Salah satu yang memangkas pengiriman vaksin ke negara-negara Eropa adalah AstraZeneca. Mereka memangkas pengiriman di kuartal pertama 50 persen karena gangguan produksi. AstraZeneca berjanji akan melunaskan sisa yang tidak tercover, namun Uni Eropa kadung menyatakan akan menahan ekspor vaksin mereka.

Sebanyak 27 negara anggota Uni Eropa akan bertemu Kamis ini untuk membahas kebijakan penahanan ekspor vaksin COVID-19 itu. Presiden Komisi Eropa Ursula von Der Leyen berkata, Uni Eropa akan menahan ekspor vaksin dari pengembang yang tidak mematuhi kontrak. Selain itu, juga akan menahan ekspor ke negara yang tidak berkontribusi balik ke Eropa.

Pernyataan Ursola von Der Leyen jelas menyasar Inggris dan AstraZeneca. Inggris, pada Februari lalu, berhasil memvaksin 18,5 juta penduduknya atau kurang lebih 27 per 100 orang. Eropa ketinggalan, hanya 6 per 100 orang.

Salah satu anggota Partai Konservatif menganggap Boris Johnson hanya bercanda saja ketika mengucapkan komen kontroversial itu. Namun, ia tidak menyangkal bahwa itu ucapan yang salah di momen yang salah. "Dia maksudnya hanya bercanda di hadapan kolega dan kemudian ia lupa kalau dirinya itu PM Inggris," ujar salah satu anggota Parlemen Inggris.

Baca juga: Inggris Klaim Separuh Populasi Orang Dewasa Sudah Divaksin

ISTMAN MP | CNN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus