Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden Boris Nadezhdin menyerahkan 105 ribu tanda tangan yang mendukung pencalonannya di Pemilihan Presiden (Pilpres) Rusia 2024 kepada Komisi Pemilihan Umum Pusat (CEC) pada Rabu, 31 Januari 2024. Secara teknis, dia telah mengumpulkan jumlah tanda tangan yang cukup untuk menantang petahanan Presiden Rusia Vladimir Putin di pilpres pada 15 – 17 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nadezhdin, 60 tahun, kandidat anti-perang, diusung partai sayap kanan-tengah Civic Initiative. Sebagai kandidat yang dicalonkan oleh partai politik, Nadezhdin perlu mengumpulkan 100 ribu tanda tangan di setidaknya 40 wilayah agar bisa mencalonkan diri dalam pemilu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara Presiden Putin, yang memilih mencalonkan diri sebagai calon independen daripada sebagai kandidat dari partai berkuasa Rusia Bersatu, membutuhkan 300 ribu tanda tangan. Menurut para pendukungnya, dia telah mengumpulkan lebih dari 3,5 juta,
Otoritas pemilu Rusia sekarang akan memeriksa keaslian tanda tangan yang diserahkan oleh Nadezhdin dan calon kandidat lainnya, serta mengumumkan bulan depan siapa yang akan melawan Putin di pemilu Rusia.
Komisi Pemilu Pusat Rusia pada periode pemilu sebelumnya, mengungkap apa yang disebut sebagai ketidakberesan dalam tanda tangan yang dikumpulkan oleh beberapa kandidat. Akibatnya, para kandidat didiskualifikasi.
Dalam keterangan di akun resmi Telegramnya, Nadezhdin mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya, yang dalam beberapa pekan terakhir rela menunggu di antrean panjang memberi tanda tangan dukungan untuk pencalonannya.
“Ini kebanggaan saya,” katanya, merujuk pada tanda tangan yang berhasil ia dikumpulkan. “Pekerjaan ribuan orang yang tidak bisa tidur selama berhari-hari. Hasil dari antrean yang Anda alami, dalam cuaca dingin, ada di dalam kotak.”
Nadezhdin, sebagai bakal capres yang memegang pandangan anti-perang, kerap mengkritik kebijakan pemerintah Rusia. Setelah serangkaian pemadaman listrik di seluruh Rusia selama musim dingin, dia mengatakan awal bulan ini, Rusia akan mampu membelanjakan lebih banyak anggaran untuk warganya jika tidak menggelontorkan begitu banyak uang untuk militer.
Selain secara terbuka mengadvokasi penghentian perang melawan Ukraina, Nadezhdin juga berjanji akan memulangkan tentara Rusia, membebaskan tahanan politik, dan menormalisasi hubungan dengan negara-negara Barat jika terpilih.
“Rusia harus damai dan bebas,” kata Nadezhdin kepada The Moscow Times ketika ditanya tentang pesannya kepada Barat sebagai calon presiden.
REUTERS | THE MOSCOW TIMES
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini