Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Cegat Nuklir Korea Utara, Jepang Beli Radar Rp 28 Triliun dari AS

Jepang akan membeli sistem radar teknologi tinggi dari Amerika Serikat senilai Rp 28 triliun untuk menangkis serangan nuklir Korea Utara dan Cina.

30 Juni 2018 | 07.30 WIB

Dalam foto yang diberikan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan, memperlihatkan rudal balistik Korea Selatan Hyunmoo II saat diluncurkan dalam sesi latihan di Korea Selatan, 15 September 2017. Sesi latihan ini menyusul rudal Korea Utara yang baru saja diluncurkan melintasi Jepang ke Lautan Pasifik Utara, militer AS dan Korea Selatan. South Korea Defense Ministry via AP
Perbesar
Dalam foto yang diberikan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan, memperlihatkan rudal balistik Korea Selatan Hyunmoo II saat diluncurkan dalam sesi latihan di Korea Selatan, 15 September 2017. Sesi latihan ini menyusul rudal Korea Utara yang baru saja diluncurkan melintasi Jepang ke Lautan Pasifik Utara, militer AS dan Korea Selatan. South Korea Defense Ministry via AP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jepang akan membeli sistem radar berteknologi tinggi senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun buatan Amerika Serikat pada awal pekan depan demi melindungi negaranya dari ancaman senjata nuklir Korea Utara dan Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Jepang ingin menerapkan sistem radar yang berbasis Aegis Ashore pada 2023. Aegis akan menjadi sebuah pembelian besar dan itu akan menjadi hadiah yang baik untuk Presiden Trump," kata sumber pejabat tinggi di pemerintah Jepang yang tidak mau dipublikasi identitasnya, Jumat, 29 Juni 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari jaringan TV Iran, PressTV, beberapa pejabat pemerintah Jepang mempertanyakan perlunya pembelian radar ini untuk meningkatkan sistem pertahanan Jepang terhadap nuklir Korea Utara dan ancaman rudal negara itu. Proposal pembelian radar ini disetujui pada tahun lalu.

Ilustrasi radar. wikimedia.org

Penolakan sejumlah pejabat tinggi Jepang ini, terkait pertemuan tingkat tinggi Presiden Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pada 12 Juni di Singapura. Dalam pertemuan itu, Pyongyang menyatakan akan berusaha melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea. Sebaliknya, Trump telah memutuskan menghentikan latihan militer berskala besar dengan Korea Selatan.

Meskipun telah dicapai kesepakatan seperti itu, Angkatan Bersenjata Jepang tetap melihat Korea Utara sebagai ancaman terdekat dan mereka juga melihat perkembangan kekuatan militer Cina sebagai ancaman jangka panjang.

Senjata yang dimiliki Angkatan Darat Cina dan korps artileri Cina, dinilai mampu mencapai wilayah Jepang. Dengan begitu, peningkatan sistem pertahanan ini dinilai akan membuat Jepang memiliki peralatan keamanan tercanggih.

Pejabat tinggi pertahanan Jepang seperti dikutip Reuters, memperkirakan biaya dua sistem radar Aegish Ashore seharga sekitar Rp 28 triliun. Walaupun peningkatan alat itu cukup menambah biaya, Trump ingin mengekspor lebih banyak perangkat militer Amerika.

Dalam kunjungannya ke Tokyo pada November tahun lalu, ia menyambut baik pengadaan pesawat siluman F-35 dan mendesak Jepang membeli lebih banyak senjata, radar dan barang-barang militer lainnya dari Amerika Serikat.

Reuters | Presstv.com | Ervirdi Rahmat

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus