Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Makam Behesht-e Zahra di bagian selatan kota Teheran, Iran, bukanlah tempat yang lapang untuk membariskan ratusan orang. Tapi siang itu, berpijak pada batu-batu nisan, mereka berusaha berbaris rapi sembari mengucap sumpah sebagai sukarelawan bom bunuh diri. Mengenakan kafiyeh sehingga wajah mereka tak bisa dikenali. Hanya dari postur tubuh bisa dikenali mana yang lelaki, perempuan, dewasa, atau remaja. "Kami menutup wajah agar tak bisa dikenali saat menyeberangi perbatasan Iran," ujar satu dari sekitar 200 orang yang dilantik di makam tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo