Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Di Kongres, Kepala Layanan Pos AS Jamin Pilpres Via Pos Aman

Di hadapan Kongres, Kepala Layanan Pos AS Louis DeJoy mencoba menjelaskan kenapa kebijakan pengetatannya tidak akan mengganggu Pilpres Amerika via pos

22 Agustus 2020 | 08.30 WIB

Seseorang memasukan surat ke kotak surat Layanan Pos AS (USPS) di Philadelphia, Pennsylvania, AS, 14 Agustus 2020. [REUTERS / Rachel Wisniewski]
Perbesar
Seseorang memasukan surat ke kotak surat Layanan Pos AS (USPS) di Philadelphia, Pennsylvania, AS, 14 Agustus 2020. [REUTERS / Rachel Wisniewski]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Layanan Pos AS, Louis DeJoy, akhirnya menghadap Kongres Amerika secara virtual pada hari Jumat, 21 Agustus 2020, waktu setempat. Pada kesempatan tersebut, ia mencoba menjelaskan alasan di balik pemangkasan anggaran, pengetatan operasional yang diyakini akan mengganggu pelaksanaan Pilpres Amerika via Pos.

Di depan Kongres Amerika, Louis DeJoy memastikan bahwa pengetatan yang ia lakukan tak akan mengganggu Pilpres Amerika. Ia mengklaim Layanan Pos AS akan tetap siap mengumpulkan dan mengirimkan kembali surat suara di hari pemilu nanti, 3 November 2020.

"Karena kita sudah memasuki masa Pilpres Amerika, saya ingin yakinkan bahwa Layanan Pos AS sangat siap untuk mengedarkan surat suara secara tepat waktu dan aman. Itu tugas dan prioritas kami," ujar DeJoy, dikutip dari kantor berita Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

DeJoy melanjutkan, pengetatan tidak akan mempengaruhi Pilpres Amerika via pos karena frekuensi pengiriman surat berkurang banyak selama pandemi virus Corona. Dengan begitu, sumber daya yang ada lebih dari cukup untuk juga menangani Pilpres Amerika via Pos selain pengiriman reguler. 

Sebelum sesi kongres berlangsung, DeJoy sudah terlebih dulu menunda segala kebijakan yang ia klaim akan membuat Layanan Pos AS lebih efektif dan efisien. Namun, di depan kongres, ia mengungkapkan bahwa hanya sebagian dari kebijakannya yang ditunda pelaksanaannya.

Salah satu hal dari kebijakan pengetatan yang ia pertahankan adalah soal fasilitas pemrosesan surat. Alat-alat pemrosesan seperti mesin sortir dan kotak surat akan tetap disingkirkan karena ia rasa tak dibutuhkan.

Tak hanya mencoba menjelaskan kebijakannya, DeJoy juga membantah kebijakan itu dibuat atas permintaan Presiden Donald Trump. Ia mengaku sudah lama tak berbicara dengan Donald Trump. Sebagai catatan, DeJoy ditunjuk oleh Donald Trump yang menentang Pilpres Amerika via pos.

Anggota kongres tak puas dengan penjelasan DeJoy. Menurut mereka, DeJoy tidak benar-benar punya rencana untuk memastikan Pilpres Amerika via Pos bisa berjalan lancar. Apalagi, keterlambatan pengiriman surat pun masih terjadi saat ini.

"Saya menerima lebih dari 7500 laporan soal surat terlambat. Jika anda ingin mempertahankan kebijakan tersebut, kami akan terus mempertanyakan apakah anda memang cocok memimpin Layanan Pos AS," ujar Senator Demokrat, Gary Peters.

DeJoy mendapat sedikit dukungan dari kubu Republikan. Ron Johnson, anggota kongres dari Republikan, menyatakan bahwa DeJoy sudah benar melakukan efisiensi anggaran. Beberapa hal yang sudah dilakukan DeJoy sebelum penundaan adalah pengurangan lembur, pemangkasan jam operasional, dan pembatasan frekuensi pengantaran surat.

Parlemen Amerika, pada hari Sabtu ini, diagendakan membahas pendanaan US$25 miliar untuk memperbaiki kinerja Layanan Pos AS. Namun, sebelum dana itu dicairkan, mereka meminta DeJoy memastikan kebijakannya ditunda sepenuhnya.

ISTMAN MP | REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus