Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan keamanan Kurdi yang mengelola kamp pengungsi Suriah di al-Hol, timur laut Suriah, menyatakan mayat dua gadis Mesir ditemukan di kamp tersebut. Kamp al-Hol menampung orang-orang yang terkait dengan ISIS (ISIL).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Mayat dua gadis Mesir ditemukan di perairan selokan di kamp tersebut,” kata seorang sumber keamanan Kurdi pada Selasa, 15 November 2022. Ia meminta jati dirinya tak diungkap.
Seperti dilansir Al Jazeera yang mengutip AP, petugas kamp lainnya yang juga meminta namanya dirahasiakan karena takut akan pembalasan, mengatakan gadis-gadis yang dipenggal itu berusia 11 dan 13 tahun.
Siamand Ali, seorang pejabat Pasukan Demokratik Suriah dukungan Amerika Serikat yang dipimpin Kurdi, membenarkan pembunuhan itu.
Kamp yang penuh sesak di Suriah timur laut adalah rumah bagi lebih dari 50 ribu orang, termasuk kerabat tersangka pejuang ISIL, serta pengungsi Suriah dan Irak.
Pembunuhan itu adalah yang pertama sejak pejuang Suriah yang didukung Amerika menyelesaikan penyisiran 24 hari di al-Hol pada pertengahan September lalu. Puluhan orang ditahan dan senjata disita dalam operasi itu. Operasi itu terjadi setelah sel tidur ISIL melakukan kejahatan di dalam kamp.
Menyusul kebangkitan ISIL pada 2014 dan deklarasi kekhalifahan Islam di beberapa bagian Suriah dan Irak, ribuan laki-laki dan perempuan datang dari seluruh dunia untuk bergabung dengan kelompok ekstremis tersebut.
ISIL kehilangan wilayah terakhir yang pernah dikuasainya di Suriah timur pada Maret 2019. Namun sejak itu sel-sel tidurnya disalahkan atas serangan mematikan di Suriah dan Irak.
Komite Penyelamatan Internasional (IRC) mengatakan pembunuhan gadis-gadis itu mengerikan.
“Insiden terbaru yang melibatkan kematian anak-anak di kamp menyoroti kebutuhan mendesak akan solusi jangka panjang bagi anak-anak di al-Hol,” kata Tanya Evans, direktur IRC di Suriah.
Awal bulan ini, Dokter Tanpa Batas (MSF) menggambarkan nasib ribuan anak yang tinggal di al-Hol sebagai penjara terbuka raksasa. Sekitar 64 persen penghuni kamp adalah anak-anak dan setengahnya berusia di bawah 12 tahun.
Otoritas Kurdi telah berulang kali meminta negara-negara asing untuk memulangkan warganya dari kamp-kamp yang penuh sesak di Suriah. Namun sebagian besar melakukannya hanya secara sporadis karena takut akan ancaman keamanan dan reaksi politik dalam negeri.
AL JAZEERA | BERBAGAI SUMBER