Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Dubes Andri Hadi Minta Perusahaan di Luksemburg Buka Pabrik di Indonesia

Duta Besar Andri Hadi meminta BMS yang berlokasi Luksemburg membuka pabrik di Indonesia sehingga bisa berdampak positif pada penciptaan lapangan kerja

21 Mei 2021 | 21.30 WIB

Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi, kiri, dan Luc Provost, CEO B Medical Systems (BMS), kanan. Sumber: dokumen KBRI Burssel
Perbesar
Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi, kiri, dan Luc Provost, CEO B Medical Systems (BMS), kanan. Sumber: dokumen KBRI Burssel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai upaya meningkatkan diplomasi ekonomi dan kerja sama farmasi, Duta Besar RI (Dubes) untuk Belgia dan Luksemburg Andri Hadi melakukan pertemuan dengan Luc Provost, CEO B Medical Systems (BMS), di kantor pusat perusahaan tersebut di Parc Hosingen, Luksemburg, 18 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pertemuan itu, Andri mendorong agar dalam waktu dekat BMS mau memperluas investasinya di Indonesia dengan membangun pabrik.

 

“Selain mendatangkan investasi, pembangunan pabrik BMS di Indonesia juga akan menghadirkan berbagai dampak positif seperti bertambahnya lapangan pekerjaan,” kata Duta Besar Andri.

 

Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi, kiri, dan Luc Provost, CEO B Medical Systems (BMS), kanan. Sumber: dokumen KBRI Burssel

Tidak hanya itu, dengan membuka pabrik di Indonesia, maka Indonesia juga dapat diuntungkan dengan kerja sama alih teknologi tinggi dalam produksi mesin pendingin medis, peningkatan citra positif Indonesia dalam produksi peralatan kesehatan di tingkat global, serta potensi penyerapan bahan baku atau komponen lokal hingga lebih dari 50 persen untuk produksi mesin pendingin medis.

 

Saat ini, BMS tengah menjajaki potensi untuk membangun assembly line di Indonesia, yang diharapkan terwujud pada akhir 2021. Melalui rencana tersebut, Indonesia akan menjadi salah satu bagian penting dari alur produksi dan distribusi vaccine cold chain serta mesin pendingin medis secara global.

 

Untuk ekspansi bisnisnya tersebut, BMS menggandeng perusahaan asal Indonesia, yakni PT. EMS Indoappliances (EMSI). Selama 7 tahun terakhir, EMSI dipercaya mengelola sekitar 100.000 produk BMS di Indonesia.

 

Aktivitas ekonomi utama BMS adalah produksi mesin pendingin berteknologi tinggi untuk penyimpanan berbagai produk medis seperti vaksin, plasma darah dan spesimen uji klinis yang sensitif terhadap temperatur udara. BMS juga bergerak di sektor logistik yang terkait erat dengan produk medis, mencakup transportasi, pemrosesan dan penyimpanannya secara aman.

 

BMS didirikan di Luksemburg pada 1979 dan telah beberapa kali ditunjuk untuk menjadi mitra kerja utama Badan Kesehatan Dunia, WHO, serta berbagai organisasi internasional lainnya.

 

Saat ini, BMS mendapatkan mandat penuh dari Pemerintah Luksemburg untuk memprioritaskan penyediaan alat pendingin vaksin yang efisien khususnya untuk negara berkembang di wilayah tropis dan low altitude yang sulit dijangkau. Dalam kaitan ini, BMS telah mengirimkan lebih dari 300 juta unit alat pendingin vaksin ke seluruh dunia, dimana Indonesia menjadi salah satu dari 10 tujuan prioritas penyediaan mesin pendingin.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus