Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hanya empat orang yang hadir dalam sebuah rapat rahasia di kantor Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) pada Agustus 1960: Richard Bissell (pejabat senior CIA), James O’Connell (Kepala Kantor Keamanan CIA), Allen Welsh Dulles (Direktur Intelijen Pusat), dan agen veteran CIA, Sheffield Edwards.
Dalam pertemuan itu, Bissell melontarkan rencana membunuh Presiden Kuba Fidel Castro, sosok revolusioner yang mengambil alih kekuasaan dari tangan diktator Batista pada Januari 1959. Bissell menawarkan kepada tiga rekannya: apakah ada sumber daya yang bisa membantu operasi ini. Edwards angkat bicara, lalu muncullah nama Robert A. Maheu. Semuanya setuju dengan pilihan itu. Maheu adalah mantan agen Biro Penyelidik Federal (FBI) yang bekerja pada Howard Hughes, miliuner dari Las Vegas. Ia juga pernah menjadi agen swasta dan informan CIA.
Rencana pembunuhan Fidel Castro ini terungkap setelah CIA melansir dokumen rahasia setebal 693 halaman, Selasa pekan lalu. Menurut dokumen itu, Castro harus dibunuh karena ia komunis dan bisa mengancam kepentingan Amerika. Selain itu, dokumen rahasia yang dikenal dengan sebutan ”Berlian Keluarga” ini berisi upaya pembunuhan perdana menteri pertama Kongo, Patrice Lumumba.
Maheu bersedia membantu operasi rahasia itu, tapi hanya sebagai perantara. Ia mengajukan kenalannya, Johnny Roselli, sebagai pelaksana. Roselli adalah salah seorang pemimpin sindikat yang mengontrol semua pabrik pembuat es di Las Vegas. Bissell pun setuju.
Kedua pihak akhirnya sepakat bertemu di Hilton Plaza Hotel, New York, 14 September 1960. Di sana, Maheu mengaku kepada Roselli sebagai wakil dari seorang pengusaha yang rugi jutaan dolar karena usahanya ditutup oleh Castro. Ia juga mengenalkan O’Connell, yang ikut menemani, sebagai karyawannya.
Setelah perkenalan itu, Maheu mengutarakan niat ”bosnya” menyewa Roselli untuk membunuh Castro. Ia menjanjikan upah US$ 150 ribu atau sekitar Rp 1,35 miliar. ”Pemerintah Amerika tidak tahu soal operasi ini,” kata Maheu berusaha meyakinkan. Namun Roselli tidak tertarik dan malah merekomendasikan orang bernama Sam Gold dan Joe.
Hari itu pula ketiga orang ini terbang ke Miami. Mereka menemui Sam Gold dan Joe di Fontainebleau Hotel di kawasan pantai. Kedua orang itu akhirnya bersedia membunuh Castro dengan upah Rp 1,35 miliar. Maheu meminta waktu sebentar sebelum rencana itu dijalankan—ia harus melapor ke bosnya.
Beberapa pekan setelah pertemuan itu, secara tak sengaja Maheu melihat foto kedua calon eksekutor di majalah Parade. Sam Gold aslinya adalah Sam Giancana, bos mafia Chicago yang menggantikan Al-Capone. Sedangkan Joe sebenarnya Santo Trafficante, kepala operasi mafia Kuba. Keduanya masuk daftar sepuluh penjahat incaran Jaksa Agung Robert Kennedy.
Namun CIA tak peduli. Misi tetap harus berlangsung. Maheu pun kembali menemui Sam Gold dan Joe di hotel yang sama. Sam Gold menyarankan usul memasukkan racun ke makanan atau minuman Castro. Usul ini disepakati.
Sam Gold pun mengajukan Juan Orta, pegawai pemerintah yang sedang terlibat utang dengan mafia, sebagai pelaksana. CIA lalu mengirimkan enam pil beracun yang mengandung zat botulinum kepada Orta melalui Joe. Tapi, setelah ditunggu beberapa pekan, Orta ternyata tak bisa melaksanakan misi itu. Ia ketakutan.
Orta pun merekomendasikan penggantinya, tapi juga gagal. Joe kemudian mengontak Tony de Varona, Direktur Junta Patriotik Kuba, kelompok perlawanan yang dilakukan para eksil Kuba di Amerika. Varona meminta imbalan US$ 10 ribu untuk biaya misi dan US$ 1.000 buat peralatan komunikasi. Orang ketiga ini juga gagal melaksanakan misinya karena Amerika keburu melakukan serangan militer di Teluk Babi, Kuba, April 1961.
Akhir cerita ini menyedihkan bagi Roselli. Ia ditemukan tewas di dalam sebuah drum minyak berukuran 55 galon di pantai utara Miami setelah rencana ini bocor melalui artikel Jack Anderson pada 1971. Roselli membocorkan misi rahasia itu lantaran CIA menolak mencegah upaya ekstradisinya ke kampung halamannya di Italia.
Faisal Assegaf (Guardian, LA Times, New York Post, Washington Post)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo