Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Gereja Ortodoks: Menyerang ISIS Adalah Perang Suci

Menurut imam agung Gereja Ortodoks Rusia, keputusan untuk menyerang basis kelompok ISIS sudah sesuai dengan aturan hukum internasional.

2 Oktober 2015 | 11.37 WIB

Presiden Vladimir Putin, bersalaman dengan sejumlah prajurit peserta pelatihan tempur. Dalam kesempatan tersebut Presiden Vladimir Putin mengungkapkan akan terus mendukung Suriah, terutama  Presiden Bashar al-Assad. Orenburg, Rusia, 19 September 2015. Sas
Perbesar
Presiden Vladimir Putin, bersalaman dengan sejumlah prajurit peserta pelatihan tempur. Dalam kesempatan tersebut Presiden Vladimir Putin mengungkapkan akan terus mendukung Suriah, terutama Presiden Bashar al-Assad. Orenburg, Rusia, 19 September 2015. Sas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Moskow - Gereja Ortodoks Rusia menyatakan dukungannya terhadap keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengebom target-target kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah. Gereja mendeklarasikan perang melawan terorisme sebagai "pertempuran suci".

Vsevolod Chaplin, imam agung Gereja Ortodoks Rusia, mengatakan kepada The Times dikutip dari Premier Christian Radio: "Perjuangan melawan terorisme adalah pertempuran suci. Hari ini negara kita mungkin kekuatan paling aktif di dunia yang memerangi itu."

GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
G30S, Omar Dani: Pesta di Lubang Buaya Itu Isapan Jempol
PKI-NU Mesra Kalahkan Calon TNI, Pembunuhan 1965 Menggila


Menurut Chaplin, keputusan untuk menyerang basis kelompok ISIS sudah sesuai dengan aturan hukum internasional, mentalitas bangsa Rusia, dan peran khusus yang selalu dimainkan oleh Negeri Beruang Merah di Timur Tengah.

Senada dengan yang dikatakan Chaplin, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill dari Moskow mengatakan: "Rusia mengambil keputusan untuk bertanggung jawab menggunakan angkatan bersenjata dalam melindungi rakyat Suriah dari bencana yang didatangkan oleh tirani teroris."

Pernyataan dua tokoh penting gereja tersebut, sebagaimana dilansir dari laman PCR, 1 Oktober 2015, muncul setelah Rusia melakukan setidaknya 20 serangan udara di Suriah, yang menghancurkan 12 target ISIS, setelah parlemen dengan suara bulat memilih mendukung aksi militer di sana.

BERITA MENARIK
EKSKLUSIF G30S 1965: Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit
Kisah Macan Podium Gerwani PKI yang Lupa Bulan September


Namun pernyataan dukungan dari Gereja Ortodoks tersebut dikatakan hanya dikhususkan untuk serangan pengeboman udara dan tidak untuk pertempuran di darat.

Rusia sendiri menyatakan pada Kamis bahwa pihaknya telah menyerang “kelompok teroris terkenal” lainnya selain ISIS, di tengah klaim bahwa serangan udara itu menewaskan sedikitnya 30 warga sipil termasuk anak-anak. AS menyatakan Rusia telah melakukan serangan udara di tempat-tempat di mana ISIS tidak beroperasi.

Suriah dan Rusia adalah sekutu lama. Rusia dilaporkan menggunakan serangan udara untuk membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang dituduh melakukan kejahatan perang, untuk mengalahkan kelompok oposisi dukungan AS dan sekutunya.

PREMIER CHRISTIAN RADIO | MECHOS DE LAROCHA

SIMAK PULA
Di Balik Tragedi Salim Kancil
Artis Amel Alvi Akhirnya Akui Jual Diri tanpa Paksaan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bobby Chandra

Bobby Chandra

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus