Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Heboh, Organisasi Ateis Internasional Bertemu di Malaysia  

Malaysia sedang menyelidiki keberadaan organisasi ateis internasional yang mengadakan pertemuan di Kuala Lumpur pekan lalu.

8 Agustus 2017 | 22.08 WIB

Sebuah Masjid yang ramai dikunjungi umat Muslim menjelang hari raya Idul Fitri. Terlihat sejumlah umat berdoa di dalam Masjid. Kuala Lumpur, Malaysia, 16 Juli 2015. REUTERS/Olivia Harris
Perbesar
Sebuah Masjid yang ramai dikunjungi umat Muslim menjelang hari raya Idul Fitri. Terlihat sejumlah umat berdoa di dalam Masjid. Kuala Lumpur, Malaysia, 16 Juli 2015. REUTERS/Olivia Harris

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Malaysia sedang menyelidiki keberadaan organisasi ateis internasional setelah foto pertemuan organisasi itu di Kuala Lumpur pekan lalu menjadi viral.

Baru-baru ini kelompok ateis itu membukukan foto anggotanya yang menghadiri pertemuan pekan lalu. Hal itu lantas memicu kegemparan di kalangan beberapa muslim hingga muncul ancaman untuk membunuh dan melakukan kekerasan terhadap anggota organisasi ateis itu di media sosial.

Wakil menteri Malaysia yang bertanggung jawab atas urusan keagamaan, Asyraf Wajdi Dusuki, mengatakan dia telah menginstruksikan Departemen Agama Islam Wilayah Federal untuk menyelidiki kegiatan organisasi ateis itu pada Senin, 7 Agustus 2017. Penyelidikan ini untuk mengetahui apakah ada muslim yang terlibat.

Baca: Pemimpin ISIS Asal Malaysia Beristrikan WNI Tewas di Suriah

"Kita perlu menentukan apakah ada umat Islam yang menghadiri pertemuan tersebut, dan apakah mereka terlibat dalam menyebarkan pandangan semacam itu, yang dapat membahayakan akidah umat Islam," katanya, seperti yang dilansir Reuters pada 7 Agustus.

Jika ada muslim yang murtad, mereka akan dikirim untuk konseling, sedangkan upaya untuk menyebarkan gagasan ateis merupakan pelanggaran hukum sehingga dapat dituntut dan diadili.

"Kita perlu menggunakan pendekatan lunak dengan mereka yang murtad. Mungkin mereka tidak tahu tentang Islam yang sebenarnya, jadi kita perlu melibatkan mereka dan mendidik mereka tentang ajaran yang benar," ujar Dusuki.

Pendiri Republik Ateis, Armin Navabi, mengatakan organisasinya berkumpul tidak menganggu warga dan bukan merupakan ancaman dari negara lainnya.

Baca: Pemimpin ISIS Asal Malaysia Beristrikan WNI Tewas di Suriah

"Ateis diberlakukan seperti binatang. Mereka hanya berkumpul dan bercengkerama dengan ateis lainnya. Lalu siapa yang menganggu mereka?" kata Navabi melalui akun Facebook-nya.

Murtada bukanlah kejahatan di Malaysia. Namun para kritikus menjelaskan, isu murtad akan memperdalam fundamentalisme di kalangan mayoritas muslim sehingga dapat mengancam kebebasan beragama.

Malaysia tidak mengizinkan umat Islam untuk secara resmi meninggalkan agamanya dan lebih memilih untuk mengirim mereka untuk konseling, atau denda atau memenjarakan mereka.

Hukum murtad Malaysia telah membuat banyak mantan penganut muslim menjadi warga ilegal, karena mereka tidak diperbolehkan untuk mendaftarkan afiliasi keagamaan baru mereka atau secara sah menikahi nonmuslim. Hadirnya organisasi ateis ini dikhawatirkan akan mempersulit Malaysia.

REUTERS | MALAYSIA KINI | YON DEMA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maria Rita Hasugian

Maria Rita Hasugian

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus