Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok milisi Lebanon Hizbullah menembakkan serangkaian roket ke pangkalan militer Israel pada Senin. Serangan itu sebagai balasan setelah dua anggota Hizbullah tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam wilayah Lebanon timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gempuran terhadap wilayah Lebanon bagian timur pada Senin waktu setempat itu menandai serangan pertama Israel terhadap target Hizbullah di luar wilayah Lebanon bagian selatan, sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hamas, yang bertempur melawan Israel di Jalur Gaza, merupakan sekutu Hizbullah. Kelompok Hizbullah sendiri terlibat aksi saling serang dengan militer Israel yang marak, dan terjadi hampir setiap hari, di perbatasan kedua negara sejak serangan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Keterangan dua pejabat keamanan di Lebanon dan laporan sumber yang dekat dengan Hizbullah yang didukung Iran mengatakan bahwa sedikitnya dua anggota Hizbullah tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam wilayah Baalbek, Lebanon bagian timur.
Kota Baalbek yang terletak di lembah Beeka merupakan benteng Hizbullah yang berbatasan dengan wilayah Suriah yang dikuasai pemerintah Damaskus, yang juga sekutu utama Hizbullah.
Hizbullah, dalam pernyataannya, mengklaim pasukannya menargetkan sebuah pangkalan militer di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel "dengan 60 roket Katyusha".
"Sebagai respons terhadap agresi Zionis di dekat kota Baalbek," sebut Hizbullah soal serangan roket terhadap pangkalan militer Israel tersebut.
Senin malam, serangan Israel terhadap sebuah mobil di Lebanon selatan menewaskan sedikitnya satu orang, kata penyelamat setempat, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Hizbullah mengatakan pejuang ketiga tewas akibat tembakan Israel.
Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu menewaskan seorang pejuang Hizbullah yang "memerintah kegiatan teroris baru-baru ini... terhadap warga sipil dan tentara Israel".
Hizbullah mengumumkan beberapa serangan lain terhadap situs dan pasukan Israel pada Senin, dan media lokal juga melaporkan serangan Israel terhadap desa-desa di Lebanon selatan.
“Perambahan Zionis ini tidak akan mendorong kita untuk mundur, namun justru akan meningkatkan tekad kita,” kata Fadlallah dalam pidato yang disiarkan televisi.
Permusuhan lintas batas telah menewaskan sedikitnya 281 orang di pihak Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah tetapi juga termasuk 44 warga sipil, menurut penghitungan.
Di pihak Israel, 10 tentara dan enam warga sipil telah tewas sejak Oktober, menurut tentara Israel.
Penduduk di kedua sisi perbatasan telah mengungsi akibat pertempuran tersebut, dan para pejabat Israel mengancam akan melakukan tindakan militer untuk memulihkan keamanan di bagian utara negara itu.
Pada Minggu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan tindakan Israel tidak akan berhenti terhadap Hizbullah bahkan jika gencatan senjata berhasil dicapai di Gaza.
Hizbullah mengatakan mereka akan berhenti melancarkan serangan terhadap Israel jika militer Israel mengakhiri serangannya di Gaza.
Pada Januari, sebuah serangan, yang menurut seorang pejabat pertahanan Amerika dilakukan oleh Israel, menewaskan wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri dan enam militan di kubu Hizbullah di Beirut selatan – tokoh Hamas paling terkenal yang terbunuh dalam perang tersebut.
FRANCE24