Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Hubungan Tegang, Pemimpin Eropa Akhirnya Bertemu Presiden China Xi Jinping

Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis 6 April 2023

6 April 2023 | 11.11 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden AS Joe Biden, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengobrol setelah berpose untuk foto bersama selama KTT G7 di kastil Schloss Elmau Bavaria, dekat Garmisch-Partenkirchen, Jerman, 26 Juni 2022. Brendan Smialowski/Pool via REUTERS
Perbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden AS Joe Biden, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengobrol setelah berpose untuk foto bersama selama KTT G7 di kastil Schloss Elmau Bavaria, dekat Garmisch-Partenkirchen, Jerman, 26 Juni 2022. Brendan Smialowski/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis 6 April 2023, untuk pembicaraan yang dapat menentukan arah hubungan di masa depan. Ini setelah hubungan yang tegang selama bertahun-tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Macron, yang tiba di Beijing Rabu malam, mengatakan kepada wartawan bahwa Eropa harus menolak mengurangi hubungan perdagangan dan diplomatik dengan Beijing. Saat ini, China berselisih dengan Barat terkait berbagai masalah termasuk Taiwan, teknologi sensitif, dan hubungan dekat China dengan Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Von der Leyen mengatakan menjelang perjalanannya bahwa Eropa harus "mengurangi risiko" hubungannya dengan Beijing, karena China telah bergeser dari era reformasi dan keterbukaan menjadi era keamanan dan kontrol.

Hubungan Eropa dengan China telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena pakta investasi yang terhenti pada 2021 dan penolakan Beijing untuk mengutuk Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Kendati demikian, China sangat ingin memastikan Eropa tidak mengikuti apa yang dilihatnya sebagai upaya yang dipimpin Amerika Serikat untuk menahan kebangkitannya.

Setidaknya untuk kunjungan Macron, ada ekspektasi tinggi di Beijing.

"Kunjungan Macron diharapkan membuahkan hasil nyata dalam memajukan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan Prancis, serta untuk meningkatkan rasa saling percaya politik," tulis outlet media pemerintah Global Times dalam tajuk rencana pada Kamis.

"Perlu dicatat bahwa berbagai kekuatan di Eropa dan AS sangat memperhatikan kunjungan Macron dan memberikan pengaruh ke arah yang berbeda," tulis Global Times. "Dengan kata lain, tidak semua orang ingin melihat kunjungan Macron ke China berjalan lancar dan sukses."

Macron pertama-tama akan bertemu Perdana Menteri Li Qiang yang baru diangkat di Aula Besar Rakyat. Li kemudian akan menggelar jamuan makan siang dengan von der Leyen, yang akan melakukan perjalanan pertamanya ke China sejak menjadi Presiden Komisi Eropa pada akhir 2019.

Sore harinya, Macron dan von der Leyen akan mengadakan pembicaraan secara terpisah dengan Presiden Xi Jinping, sebelum ketiganya mengadakan pembicaraan trilateral di malam hari.

Baik Macron maupun von der Leyen mengatakan mereka ingin membujuk China untuk menggunakan pengaruhnya atas Rusia untuk membawa perdamaian di Ukraina. Atau setidaknya mencegah Beijing untuk secara langsung mendukung Moskow dalam konflik tersebut.

Rusia menyebut invasi ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus".

Macron, bepergian dengan delegasi bisnis beranggotakan 50 orang termasuk Airbus, raksasa perusahaan barang mewah LVMH dan produsen energi nuklir EDF, juga diperkirakan akan mengumumkan kesepakatan dengan China.

Namun, tidak semua orang di rumah berpikir bahwa itu adalah sinyal yang baik untuk dikirim.

"Tiga perempat dari delegasi adalah para pemimpin bisnis: tujuannya adalah pertama dan terutama untuk menandatangani kontrak," tulis MEP sayap kiri Raphael Glucksmann di Twitter menjelang kunjungan Macron. "Pada saat perdebatan di Eropa berfokus pada ketergantungan bunuh diri kita pada China dan campur tangan China, pesannya tidak tepat."

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus