Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Inflasi AS Melonjak Tinggi, Warga Amerika Mengantre Demi Bantuan Makanan

Penduduk Amerika Serikat rela mengantre untuk mendapatkan bantuan di bank makanan akibat melonjaknya inflasi AS.

19 Juli 2022 | 18.36 WIB

Seorang pelanggan berbelanja di sebuah pasar swalayan di Oregon, Amerika Serikat (AS), pada 13 Juli 2022. Indeks Harga Konsumen (Consumer Prices Index/CPI) AS, yang mengukur harga barang dan jasa sehari-hari, melonjak 9,1 persen pada Juni dibandingkan tahun lalu, menandai kenaikan selama 12 bulan tertinggi sejak periode yang berakhir pada November 1981, seperti dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu, 13 Juli 2022. (Xinhua/Wang Ying)
Perbesar
Seorang pelanggan berbelanja di sebuah pasar swalayan di Oregon, Amerika Serikat (AS), pada 13 Juli 2022. Indeks Harga Konsumen (Consumer Prices Index/CPI) AS, yang mengukur harga barang dan jasa sehari-hari, melonjak 9,1 persen pada Juni dibandingkan tahun lalu, menandai kenaikan selama 12 bulan tertinggi sejak periode yang berakhir pada November 1981, seperti dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu, 13 Juli 2022. (Xinhua/Wang Ying)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Antrean panjang kembali terjadi di bank makanan di seluruh Amerika Serikat seiring tingginya laju inflasi AS. Para pekerja yang kewalahan akibat inflasi, mengantre untuk memberi makan keluarga mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Membengkaknya biaya makanan akibat melonjaknya harga membuat banyak orang mencari makanan amal untuk pertama kalinya. Banyak pula yang datang dengan berjalan kaki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Inflasi AS berada di level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Harga gas telah melonjak sejak April 2020, rata-rata mencapai US$ 5 per galon pada Juni. Harga sewa yang meningkat pesat dan berakhirnya bantuan federal Covid-19 juga telah menyebabkan krisis finansial.

Tomasina John termasuk di antara ratusan keluarga yang berbaris di dekat St. Mary's Food Bank di Phoenix. John mengatakan keluarganya belum pernah mengunjungi bank makanan sebelumnya. Selama ini suaminya yang bekerja di sektor konstruksi bisa mencukupi kebutuhan keluarga. "Tapi sekarang sangat tidak mungkin bisa bertahan tanpa bantuan," kata John.

Untuk datang ke bank makanan, John pergi bersama tetangganya. Mereka berbagi ongkos bahan bakar. "Harganya terlalu tinggi."

Jesus Pascual juga termasuk orang yang mengantre. "Ini benar-benar perjuangan," kata Pascual. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan. Dalam sebulan, dia harus menghabiskan beberapa ratus dolar untuk membeli bahan makanan keluarganya yang terdiri dari istri serta lima anak mereka yang berusia 11 hingga 19 tahun.

Lonjakan harga pangan terjadi setelah pemerintah negara bagian mengakhiri bantuan Covid-19 untuk 40 juta orang Amerika. "Sepertinya tidak akan membaik dalam semalam," kata Katie Fitzgerald, presiden dan chief operating officer untuk jaringan bank makanan nasional Feeding America. "Permintaan makanan membuat tantangan pasokan menjadi kompleks."

Pejabat Feeding America mengatakan data kuartal kedua tidak akan siap hingga Agustus mendatang. Namun dia memperkirakan permintaan bantuan makanan akan melonjak. 

Pusat distribusi utama bank makanan Phoenix membagikan paket kepada 4.271 keluarga selama pekan ketiga di bulan Juni. Jumlah paket makanan naik 78 persen dari 2.396 keluarga yang dilayani selama pekan yang sama tahun lalu, menurut juru bicara St. Mary Jerry Brown.

Lebih dari 900 keluarga berbaris di pusat distribusi setiap hari kerja untuk kotak makanan darurat pemerintah. Paket tersebut terdiri dari barang-barang seperti kacang kaleng, selai kacang, dan nasi. Jerry Brown menambahkan produk yang dibeli dengan sumbangan uang tunai, serta makanan yang disediakan oleh supermarket lokal seperti roti, wortel, dan daging babi untuk paket gabungan senilai sekitar US$ 75.

Michael Flood, CEO Los Angeles Regional Food Bank mengatakan tak pernah memperkirakan permintaan bantuan makanan melonjak tiba-tiba sehingga membuat mereka lengah. "Tahun lalu, kami memperkirakan penurunan permintaan untuk tahun 2022 karena ekonomi berjalan sangat baik. Masalah inflasi ini muncul secara tiba-tiba," kata Flood dilansir dari Voice of America, Selasa, 19 Juli 2022. 

"Banyak dari mereka adalah orang-orang yang bekerja dan baik-baik saja selama pandemi, bahkan mungkin upah mereka naik. Tetapi harga pangan juga naik melebihi anggaran," katanya. 

Bank Los Angeles memberikan sekitar 30 juta pound makanan selama tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah itu sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun dibandingkan kuartal pertama 2020, angkanya lebih tinggi.

Inflasi AS mencapai rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir yaitu menembus 9,1 persen. Kementerian Tenaga Kerja Amerika Serikat dalam laporan yang dipublikasi sebelumnya menyebut indeks harga konsumen (CPI) naik lebih tinggi dari yang diperkirakan secara year-on-year. Itu artinya, harga barang-barang dan jasa menjadi lebih mahal. 

Data memperlihatkan pula pada Juni 2022, pertumbuhan inflasi AS lebih kuat dari pertumbuhan lapangan kerja sehingga kebijakan moneter yang agresif dari bank sentral Amerika Serikat tidak membuat banyak perubahan. Bank sentral pun saat ini harus menurunkan permintaan dan berusaha menurunkan inflasi menjadi 2 persen sesuai target.

Baca: WNI Soal Inflasi AS Meroket: Harga Kebutuhan Pokok Naik, Makan di Restoran Berkurang

VOA | REUTERS 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus