Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Ini Spesifikasi Roket Fadi-1 dan Fadi-2 yang Diluncurkan Hizbullah

Media Hizbullah di Lebanon mengatakan Fadi-1 dan Fadi-2 adalah roket permukaan-ke-permukaan taktis yang digunakan dalam pengeboman jarak jauh.

23 September 2024 | 08.24 WIB

Petugas polisi Israel menangani bagian dari roket setelah ditembakkan ke arah Israel dari Lebanon, di tengah perang antara Hizbullah dan Israel, di Israel Utara, 20 September 2024. REUTERS/Jim Urquhart
Perbesar
Petugas polisi Israel menangani bagian dari roket setelah ditembakkan ke arah Israel dari Lebanon, di tengah perang antara Hizbullah dan Israel, di Israel Utara, 20 September 2024. REUTERS/Jim Urquhart

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Unit Media Militer Perlawanan Islam di Lebanon merilis sebuah video yang merinci spesifikasi roket Fadi-1 dan Fadi-2 yang diluncurkan pada Minggu dini hari, 22 September 2024, oleh Hizbullah dalam tiga operasinya yang menargetkan pangkalan militer dan bandara Ramat David dan kompleks industri militer Rafael, di sebelah utara kota Haifa yang diduduki. Demikian dikabarkan Al Mayadeen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Serangan tersebut, menurut Hizbullah, merupakan respons terhadap serangan Israel yang berulang kali menyasar berbagai wilayah Lebanon, yang menyebabkan kematian banyak warga sipil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Video tersebut mengungkapkan bahwa Fadi-1 dan Fadi-2 adalah roket permukaan-ke-permukaan taktis yang digunakan dalam pengeboman jarak jauh, yang berarti bahwa roket tersebut tidak dipandu secara presisi. Fadi-1 dan Fadi-2 mulai digunakan pada Perang Juli 2006.

Fadi-1

Menurut Media Militer Hizbullah, Fadi-1, yang dapat diluncurkan dari platform stasioner atau bergerak, digunakan untuk mengganggu rute pasokan dan menargetkan pangkalan yang jauh dari garis depan dan juga digunakan dalam pengeboman ekstensif untuk membuat sistem pertahanan udara kewalahan.

Rudal ini dilengkapi dengan hulu ledak seberat 83 kg, kaliber 220 mm, panjang 6 meter, dan memiliki jangkauan 70 kilometer.

Fadi-2

Mengenai Fadi-2, video tersebut menjelaskan bahwa hulu ledak roket ini sangat eksplosif, sehingga sangat efisien untuk menyerang lokasi yang dibentengi, infrastruktur, dan kerumunan besar pasukan musuh. Roket ini memiliki hulu ledak seberat 170kg, kaliber 302mm, panjang 6 meter, dan jangkauan 100 kilometer.

Hizbullah mengumumkan bahwa mereka melakukan tiga operasi terhadap target-target di Palestina yang diduduki sebagai bagian dari respons awal terhadap pembantaian brutal yang dilakukan oleh penjajah di berbagai wilayah Lebanon, pada Selasa dan Rabu, ketika mereka meledakkan ribuan pager dan perangkat komunikasi penerima nirkabel, yang umumnya dikenal sebagai walkie-talkie.

Sumber-sumber lapangan yang berbicara dengan Al Mayadeen mengkonfirmasi bahwa roket-roket yang diluncurkan di Pangkalan Udara Ramat David berasal dari pangkalan bawah tanah "Imad" milik Hizbullah yang kompleks, yang menjadi tempat bagi beberapa peluncur roket dan pasukan.

Sumber-sumber mengatakan bahwa pangkalan Imad 4 yang ditampilkan dalam salah satu video Hizbullah adalah salah satu dari puluhan pangkalan yang "tidak terpengaruh oleh semua serangan musuh."

Sumber tersebut menekankan bahwa serangan ini tidak termasuk penggunaan rudal berpemandu presisi dan hanya merupakan respons awal terhadap agresi Israel.

Siapa Fadi, yang menjadi nama roket-roket Hizbullah?

Setelah serangan rudal Hizbullah ke Israel utara dan pengeboman kompleks industri militer milik perusahaan Rafael, banyak yang bertanya: Siapakah Fadi, yang menjadi nama rudal-rudal ini?

Menurut Al-Jazeera, rudal-rudal tersebut dinamai Fadi Hassan Tawil, yang lahir pada 5 Oktober 1969, di Beirut Barat, berasal dari kota selatan Khirbet Selem.

Dilansir Palestine Chronicle, Tawil bergabung dengan perlawanan pada 1982, berpartisipasi dalam berbagai misi, termasuk operasi pengawasan, pengintaian, dan penyergapan jauh di dalam zona pendudukan.

Dia terbunuh pada 30 Mei 1987, selama operasi Badr Al-Kubra, yang menargetkan pasukan pendudukan Israel dan Angkatan Darat Lebanon Selatan di bawah pimpinan Antoine Lahad. Jenazahnya tetap berada di medan perang selama delapan hari sebelum akhirnya dapat diambil dan dimakamkan.

Fadi Tawil adalah saudara laki-laki dari komandan Hizbullah, Wissam al-Tawil, yang juga terbunuh di Lebanon selatan selama pertempuran Banjir Al-Aqsa yang sedang berlangsung.

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus