Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Iran Tegaskan Terbuka terhadap Batasan Sementara Pengayaan Uranium

Iran terbuka untuk menerima batasan sementara pada pengayaan uraniumnya, kata Wamenlu Majid Takht-Ravanchi

14 Mei 2025 | 21.01 WIB

Wamenlu Iran Majid Takht-Ravanchi. UN Photo/Loey Felipe
Perbesar
Wamenlu Iran Majid Takht-Ravanchi. UN Photo/Loey Felipe

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Iran terbuka untuk menerima batasan sementara pada pengayaan uraniumnya, kata wakil menteri luar negerinya pada Selasa. Kendati demikian seperti dilansir Arab News, Wamenlu Majid Takht-Ravanchi menambahkan bahwa pembicaraan dengan Amerika Serikat belum membahas hal-hal spesifik tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Teheran dan Washington pada Ahad mengadakan putaran keempat pembicaraan nuklir mereka, yang dimulai bulan lalu. Ini menandai kontak tingkat tertinggi mereka sejak AS pada 2018 menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk jangka waktu terbatas, kami dapat menerima serangkaian pembatasan pada tingkat dan volume pengayaan," kata Takht-Ravanchi.

"Kami belum membahas secara rinci tentang tingkat dan volume pengayaan," katanya, dikutip oleh kantor berita Tasnim.

Iran saat ini memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen — jauh di atas batas 3,67 persen yang ditetapkan dalam kesepakatan 2015, tetapi di bawah 90 persen yang dibutuhkan untuk bahan kelas senjata.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan pada Senin bahwa Iran adalah satu-satunya negara di dunia tanpa senjata nuklir yang memperkaya uranium hingga tingkat itu.

Menlu Iran Abbas Araghchi mengatakan dalam perundingan terakhir bahwa hak untuk memperkaya uranium adalah “tidak dapat dinegosiasikan,” sementara kepala negosiator AS Steve Witkoff menyebutnya sebagai “garis merah.”

Republik Islam itu mulai mencabut komitmennya terhadap kesepakatan itu setahun setelah penarikan AS pada 2018 di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump periode pertama.

Sejak kembali menjabat pada Januari, Trump telah menghidupkan kembali pendekatan "tekanan maksimum" terhadap Teheran. Sambil mendukung diplomasi nuklir, ia juga memperingatkan potensi aksi militer jika gagal.

Iran menggambarkan pembicaraan pada Ahad sebagai "sulit tetapi bermanfaat." sementara seorang pejabat senior AS mengatakan Washington "terdorong" dan kedua belah pihak mengonfirmasi rencana untuk negosiasi di masa mendatang.

Pembicaraan tersebut diadakan dalam "koordinasi penuh" dengan pemimpin tertinggi, kata Presiden Iran Masoud Pezeshkian, menurut pernyataan kepresidenan pada Selasa.

"Dalam negosiasi, kami tidak akan mundur dari prinsip kami dengan cara apa pun, tetapi pada saat yang sama, kami tidak menginginkan ketegangan," ia menegaskan.

Juga pada Selasa, kepala badan energi atom Iran, Mohammad Eslami, menggambarkan industri nuklir negara itu sebagai "kekayaan dan kekuatannya," menurut kantor berita ISNA.

Meskipun ada pembicaraan, Washington terus memberlakukan sanksi yang menargetkan program nuklir dan industri minyak Iran, dengan sanksi terbaru diumumkan pada Senin.

"Tidak diragukan lagi bahwa ada banyak tekanan pada kami," kata Ali Larijani, penasihat dekat pemimpin tertinggi Iran, sambil mencatat bahwa tidak semua masalah Iran disebabkan oleh sanksi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus